Dokter Sejati

Injil Markus bab 6: 53-56 mengisahkan Yesus sebagai seorang Dokter Sejati. Membaca teks ini saya teringat akan seorang dokter di kampung saya, yang sampai saat ini tetap setia melayani. Bagi saya dia juga seorang dokter sejati. Renungan saya setelah teks Injil menggambarkan bagaimana luar biasanya dokter tersebut. Silakan membaca.

6:53 Setibanya di seberang Yesus dan murid-murid-Nya mendarat di Genesaret dan berlabuh di situ.
6:54 Ketika mereka keluar dari perahu, orang segera mengenal Yesus.
6:55 Maka berlari-larilah mereka ke seluruh daerah itu dan mulai mengusung orang-orang sakit di atas tilamnya kepada Yesus, di mana saja kabarnya Ia berada.
6:56 Ke mana pun Ia pergi, ke desa-desa, ke kota-kota, atau ke kampung-kampung, orang meletakkan orang-orang sakit di pasar dan memohon kepada-Nya, supaya mereka diperkenankan hanya menjamah jumbai jubah-Nya saja. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.

Dokter Sejati
Sewaktu kecil saya mengenal seorang dokter sejati. Mungkin beliau adalah satu-satunya dokter yang dikenal oleh masyarakat di mana kami tinggal. Ibu dokter ini sejatinya dokter umum, karena itu beliau menerima segala pasien dengan segala jenis penyakit. Tiap hari berpuluh-puluh pasien rela menunggu ibu dokter dating, karena beliau tinggal di kota.
Beberapa tahun kemudian daerah kami juga terdapat beberapa dokter yang lain. Ada dokter anak, dokter gigi, juga dokter umum yang lain. Bahkan, ibu dokter ini tempat praktiknya pindah ke daerah yang lebih dusun. Toh pasiennya tidak berkurang. Mereka tetap setia dating berobat kepada ibu dokter kepercayaan mereka.
“Hanya dipegang oleh ibu dokter saja anak saya sembuh,” demikian kesaksian seorang ibu. Saya sendiri, juga seluruh keluarga saya, termasuk pasien setianya. Apapun sakit kami, ibu dokter senantiasa memiliki obatnya. Tidak jarang, bahkan hamper selalu, ibu dokter ini menolak uang pembayaran. Alasannya beliau sudah dibayar oleh doa-doa. Hal ini terjadi sekitar 17 tahun yang lalu, tatkala saya meminta surat rekomendasi untuk masuk seminari. Beliau tidak mau dibayar dan hanya menunggu saya menjadi seorang imam. Sejak saat itu hingga kini beliau tidak mau dibayar jika keluarga kami berobat.
Lepas dari itu, beliu sungguh memberi pelayanan yang sangat baik. Daya penyembuhan dari pengobatannya pertama-tama bukan dari obat yang beliau berikan. Obatnya rata-rata obat generic, namun beliau selalu member kami cinta. Ketulusan ketika menyapa kami, cinta yang tidak mengharapkan pamrih sungguh menjadi penyembuh. Maka tidak mengherankan jika ada seorang ibu yang berkomentar ‘asal dipegang ibu dokter pasti sembuh’.
Dari mana segala kekuatan yang diperoleh ibu dokter ini? Ternyata dari Yesus sendiri. Beliau adalah seorang pendoa yang sangat taat. Cintanya kepada Bunda Maria juga sangat besar. Kemanapun beliau pergi selalu membawa Rosario di dalam sakunya. Seluruh aktivitasnya selalu diawali, disertai, dan ditutup dengan doa.
Kekuatan yang berasal dari Yesus, Sang Dokter Sejati, mengalir dalam pelayanannya. Ke mana pun Yesus pergi, semua orang sakit dibawa kepada-Nya, dan mereka mendapatkan kesembuhan. Ke mana pun ibu dokter ini berpraktik, selalu diikuti oleh pasien setianya, dan mereka mendapatkan kesembuhan. Mereka mendapatkan cinta yang mengalir dari cinta ibu dokter kepada Yesus. Maka tidak pernah ragu saya mengatakan ibu dokter ini memang terlahir untuk menjadi dokter, bahkan dokter sejati. (uls)


Comments

Unknown said…
tengkiu romo...renungannya dah diterima...mbok ya gitu...ora telat..hehehe...

Popular Posts