Keluarga Kudus itu…..

Seperti apa ya keluarga kudus itu? Hmmm, karena saya tidak berkeluarga tetapi berasal dari sebuah keluarga, dan kerap berjumpa dengan banyak keluarga, maka inilah keluarga kudus menurut saya.
Pertama, yang membuat anak-anak yang tumbuh di sana mengerti arti dicintai. Dicintai ini sama sekali tidak sama dengan dibanjiri materi. Dicintai ini juga tidak sama dengan minta apa saja dipenuhi. Dicintai itu sama dengan diberi hati.
Seorang anak tidak akan melupakan saat digendong orangtuanya, saat diajak bermain dan bercanda di waktu senggangnya. Seorang anak tidak akan pernah melupakan saat dipanggul ayahnya di atas bahunya, diajak berlari seolah menguasai dunia. Pelukan, dekapan, gendingan, pangkuan, jauh lebih berarti dari boneka dan mobil-mobilan.
HaPe baru hadiah dari luar negri menyenangkan hati. Namun akan segera tak berarti ketika modelnya berganti. Senyum cerah di awal hari, akan memebri semangat untuk melalui perjuangan sepanjang hari.

Dicintai itu berarti dihargai, dianggap istimewa, bukan dengan hadiah tetapi dengan hati, dengan perhatian, dengan sentuhan nyata, bukan sekadar imbalan (tentu masih banyak contoh yang lain).
Kedua, yang membuat anak-anak yang tumbuh di sana mengerti arti mengasihi. Memberi anak uang untuk kolekte, mengajari dia peduli dengan Gereja. Memberi anak uang receh lebih untuk pengemis, untuk sumbangan social di sekolah, mengajari anak berbagi dengan sesama. Memberi contoh anak menghabiskan makanan, mengajari mereka menghargai karunia Tuhan.
Ketiga, yang membuat anak-anak yang tumbuh di sana mengerti arti bersyukur. Bersyukur kepada Tuhan, bersyukur karena memiliki orangtua (seperti Anda), bersyukur karena memiliki teman-teman (seperti Anda).
Keempat, yang mengandalkan Tuhan dalam keluarganya. Yang berani menyerahkan kepada Tuhan anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka (seperti Hanna istri Elkana yang menyerahkan Samuel kepada Tuhan).
Kelima, kok banyak ya, ini yang terakhir aja deh. Yaitu yang terus memperbaharui janji pernikahan mereka. Mereka yang tetap setia kepada istri dan suaminya; yang tetap setia dalam untung dan malang, dalam sehat dan sakit, dalam suka dan duka; yang tetap berusaha menjadi ayah dan ibu yang baik bagi anak-anak yang dianugerahkan kepada mereka.
Bagaimana dengan anak-anak? Jikalau setiap orangtua berlaku baik, tidak lupa dengan janji nikah mereka, anak-anak yang tumbuh dalam keluarga itu akan memahami artinya dicintai dan mencintai, bisa bersyukur dan berterimakasih dalam setiap peristiwa hidup mereka.
Bagaimana hal itu mungkin? Dengan kekuatan sendiri tentu berat, namun jika berani mengandalkan Tuhan akan ringan. “Bukankah Aku harus tinggal di rumah BapaKu?” kata Yesus kepada Maria.
Keluarga Kudus itu, yang menjadikan Tuhan sebagai tiang penopangnya.


Comments

Popular Posts