Lukisan Belas Kasih Allah (5)

Bekal hidup
Pada umumnya bekal hidup yang tahan lama adalah pendidikan. Orang bersekolah hingga jenjang yang sangat tinggi untuk memperoleh bekal hidup yang baik. Banyak orangtua memilih memberi warisan pendidikan sebagai bekal hidup bagi anak-anaknay dibandingkan kekayaan (kecuali mereka yang kaya, yang bisa memberi bekal hidup pendidikan sekaligus kekayaan).
Belas kasih yang terungkap dalam cinta dan pengampunan adalah bekal hidup yang tahan lama, bahkan untuk sepanjang hayat. Nilai-nilai ini tidak bisa dibeli secara instan. Itu harus ditanamkan pelan-pelan. Ahrus dilatih dengan sangat teliti. Seseorang yang tidak pernah diajar mengucapkan kata ‘terima kasih’, dia tidak akan bisa mengucapkan kata itu secara spontan. Sebaliknya, orang yang terbiasa mengucapkan kata-kata umpatan, akan mengumpat secara spontan di kala dia terkejut. Itu adalah hal yang sangat sederhana, namun kita tahu bahwa itu juga membutuhkan pembiasaan yang sangat lama.
Dari ketiga nilai belas kasih, cinta dan pengampunan, mungkin pengampunan yang langsung berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Betapa sulitnya mengampuni. Betapa beratnya memaafkan orang-orang yang telah menyakiti hati kita, mereka yang mencemarkan nama baik kita. Betapa sulitnya mengampuni seseorang yang telah memporak-porandakan hidup kita. kita bisa bertanya kepada diri kita masing-masing dan tentu kita akan setuju bahwa mengampuni itu adalah sesuatu yang sulit.
Ada seorang katolik, dengan terang-terangan dia berkata, “saya memang katolik, tetapi kalaua da orang yang menyakiti saya, saya akan membalasnya lebih kejam”. Tentu itu bukan sikap yang baik sebagaimana kita lihat dari apa yang diharapkan Allah. Bagaimana mungkin seseorang berkata dirinya adalah katolik sementara sikapnya sangat tidak katolik. Orang tersebut bukanlah contoh satu-satunya. Ada banyak orang katolik bersikap seperti dia. Bagaimana dengan kita? apakah kita juga seperti dia? Atau kita berani bersikap seperti yang dikehendaki Yesus?

Kegembiraan besar
Sahabat, tiga lukisan yang menggambarkan belas kasih Allah itu pertama-tama ditujukan kepada orang-orang Farisi yang mencemooh tindakan Yesus. Orang-orang tersebut mencemooh Yesus karena Dia berkawan dengan orang-orang berdosa. Mereka berpikir bahwa orang baik-baik janganlah bergaul dengan orang-orang yang tidak baik. Nanti ketularan! Pemikiran bahwa dosa itu menular hidup cukup kuat di dalam masyarakat. Maka mereka mencemooh Yesus yang bukan hanya bergaul dengan orang-orang berdosa, bahkan makan minum bersama mereka.
Yesus menggambarkan bahwa akan ada suka cita yang sangat besar jika ada satu saja orang yang bertobat. Orang yang kehilangan uang itu merayakan kegembiraannya dengan mengundang teman-temannya. Mungkin bahkan biaya untuk merayakan kegembiraan karena menemukan kembali uangnya yang hilang itu lebih besar nominalnya daripada uang yang hilang. Tetapi ia tidak peduli. Kegembiraan itu begitu besar bahkan melebihi nilai nominal uang. Demikianpun dengan bapak yang baik itu. Dia memestakan kedatangan anaknya yang bungsu. Dia tidak memedulikan bahwa anak itu adalah anak durhaka, yang telah menghabiskan separuh kekayaannya. Kegembiraan bapak tersebut karena mendapati kembali anaknya lebih besar dari pada nilai sapi dan cincin emas yang diberikan. Kegembiraan karena ada pertobatan itu harus dirayakan karena kegmbiraan itu sungguh besar.
Demikian juga di surga. Yesus mengatakan bahwa aka nada kegembiraan yang sangat besar di surga jika ada satu orang saja yang bertobat. Kegembiraan itu begitu hebatnya sehingga tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan tidak cukup untuk ditukar dengan banyaknya harta. Itulah yang membuat Yesus rela bergaul dengan orang-orang berdosa untuk memberi kegembiraan pada surga karena adanya pertobatan. 
Bagaimana dengan kita? tidakkah kita ingin mengambil bagian bagi terciptanya kegembiraan besar di surga? Pertama-tama karena kita bertobat. Karena kita hidup sebagai orang katolik yang baik, yang menjalankan apa yang diteladankan oleh Yesus. Belas kasih Allah itu telah kita terima, dan pada saatnya kita harus membagikannya. Membagikan belas kasih kepada sesama dengan tindakan kasih dan pengampunan. (bersambung)

Comments

Popular Posts