Bertemu orang asing...

Pepatah Belanda mengatakan, "semakin kita mengenal banyak manusia, semakin kita menjadi manusia." Arti sederhananya adalah, kalau kita ingin semakin menjadi manusia, kita wajib mengenal banyak manusia. Untuk bisa mengenal banyak manusia, kita harus bertemu dengan banyak manusia. Di sana juga mengandaikan pertemuan dengan orang asing.

Siapakah orang asing?

Dengan sederhana bisa kita artikan bahwa orang asing itu adalah mereka yang tidak kita kenal. Mereka bisa saja jauh dari kita, tetapi bisa juga dekat dengan kita. Mereka bisa jadi berbeda agama, suka dan ras budayanya. Tetapi mereka bisa juga orang-orang yang sama agama, ras, dan suku budayanya. Hanya karena kita tidak pernah bertegur sapa, maka mereka menjadi orang asing bagi kita. Sebaliknya kita juga menjadi orang asing bagi mereka.

Sejatinya bertemu dengan 'orang asing' itu memperkaya. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari mereka. Ada banyak hal yang kita dapatkan dari mereka. Pemahaman baru, cerita-cerita batu. Kharakter-kharakter baru. Dengan itu kita diperkaya, dan akhirnya kita akan memiliki pemahaman yang lebih kaya mengenai manusia. Kata pepatah Belanda, kita semakin menjadi manusia.

Hari Minggu kemarin (23/03/2013) adalah sati contoh nyata bahwa perjumpaan dengan orang baru itu memperkaya. Pagi hari saya 'kopdar' alias kopi darat dengan dua kawan yang sering berkontak di dunia maya. Pertemanan kami didasari kesukaan yang sama akan duni tulis menulis. Awalnya, kami sama-sama aktif menulis di blog keroyokan. Kemudian karena alasan masing-masing maka kami berhenti menulis di sana. Tetapi, karena menulis adalah salah satu cara belajar, kami tetap menulis di blog kami masing-masing.

Grup fiksiana dan kampretos di salah satu media sosial mempertemukan kami. Jadilah pagi itu kami ngopi bareng di McD. Setelah kurang lebih sejam kami ngobrol, kami berpisah. Pertemuan itu telah mendekatkan kami. Kemudian saya melanjutkan pertemuan dengan teman-temN BTM Pilar, salah satu kelompok di 'kampus Victoria Park'. Di bawah teduhnya pohon kemiri, saya bertemu dengan teman-teman yang mestinya sudah sering terlihat, namun kami seolah orang asing satu sama lain. 

Acara diawali dengan perkenan satu sam lain. Kemudian kami saling berbagi. Pembicara utama hari itu adalah Mbak Fera. Karena saya tidak memiliki waktu cukup banyak, maka saya diberi kesempatan sharing terlebih dahulu. Jam 1 siang saya kembali ke gereja mengikuti perayaan Ekaristi.

Setelah perayaan Ekaristi saya berjumpa dengan satu sahabat yang datang dari Melbourne. Dia datang ke Hong Kong untuk mengunjungi kakaknya yang sakit. Kakaknya seorang budhist. Hanya dia sendiri yang katolik. Kisah kakaknya yang sakit sudah saya tulis dalam catatan 'persiapan'. 

Sore hari saya berjumpa dengan kelompok yang lebih luas. Bertempat di Jordan Street no 2, berkumpullah para pengurus kelompok-kelompok yang ada di Hong Kong. Di sana berkumpul pengurus-pengurus organisasi buruh dari Indonesia, Filipina, Thailand, dan Srilanka. Acaranya dikemas dalam suasana makan malam bersama dengan menu Asia. Ada menu Thailand, Filipina, dan tentu saja Indonesia. 

Makan bersama sangat menyenangkan. Sungguh terasa kehangatannya. Kami semua yang awalnya tidak kenal, sekarang sudah lebih dekat. Mungkin belum mengenal secara pribadi, tapi suasanya sudah lebih cair. Pepatah lama mengatakan, "tak kenal maka tak sayang" maka dengan perkenalan terbangunlah suasana kekerabatan.

Kita saudara

Perjumpaan, perkenalan, makan bersama, bersenda gurau, telah memecahkan sekat-sekat. Dengan itu tidak ada lagi orang asing. Yang ada adalah saudara, yang berjalan dalam peziarahan hidup yang sama. Sama-sama tinggal di negeri asing, mengadu nasib untuk memperoleh kelayakan hidup yang lebih baik.

Sementara ini kita dipisahkan oleh perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan golongan. Dengan pertemuan, perkenalan, kita diperkaya. Dengan berbagi bersama, sharing, saling meneguhkan, kita diperkuat. Di sana kita diajak untuk menyadari bahwa kita ini saudara. 

Ketika acara makan malam sedang berlangsung, Fendi, dari BTM Pilar mengatakan bahwa saya mirip dengan satu bapak dari Filipina. Kemudian saya katakan bahwa kami memang bersaudara, satu nenek moyang. Dalam bahasa Jawa saya katakan, "kami tunggal mbah, yaitu mbah Adam."

Karena kami sama-sama memgakui bahwa Adam adalah manusia pertama. Maka saya katakan, kami ini masih saudara. Paling tidak kalau diurut ke belakang, nanti akan bertemu di Mbah Adam tersebut. Maka seharusnya, tidak ada orang asing karena semua saudara. Dan bersaudara itu indah.

Maka malam hari, ketika saya duduk di bis no 260 menuju Stanley, saya memejamkan mata sambil mengulang tiap peristiwa yang terjadi selama sehari. Ada senyum, ada canda tawa, ada sedih, ada haru, semua saya alami dalam sehari. Semua memperkaya, menambah pengetahuan dalam diri saya mengenai manusia, mengenai gayanya, polahnya, keunikannya.

Terimakasih kepada semua teman-teman yang kemarin berjumpa dengan saya, kalian sungguh memperkaya. Saya mencoba menyebut, seandainya ada yang terlewatkan mohon saya dimaafkan. Ada Etak dari Manado, ada Ani dari Trenggalek dan Fera dan Ponorogo. Ada teman-teman dari BTM pilar, thanks kaos dan oleh-olehnya, oh iya terang bulannya atau martabak manisnya enak bener. 
Ada juga teman-teman KKI HK, meski kita hampir setiap minggu berjumpa, selalu saja ada yang baru, selalu saja ada kisah yang memperkaya. Thanks untuk nasi uduk dan lain-lainnya. Ada teman-teman di bawah tenda biru, yang memberi saya pisang,kacang, rambak, roti mari, anggur, dan masih banyak lagi. Selalu senang bersama kalian. Ada teman-teman yang lain yang tidak sempat ngobrol tapi hanya berjabat tangan. Ada teman-teman dari AAMCB-IMA. Yang tidak boleh saya kesampingkan adalah teman-teman yang selalu singgah melalui WA, sapaannya, candanya, yang membuat jarakmseolah tiada. Ini semua adalah rahmat bagi saya untuk lebih mengenal manusia, untuk lebih menjadi manusia. 

Satu hal yang pasti, setelah bertemu, bertegur sapa, makan bersama, tidak ada lagi orang asing. Yang ada hanyalah saudara. Kebetulan terpisah karena perbedaan ini dan itu. Tetapi itu semua bukan penghalang yang utama untuk hidup bersaudara.

Hong Kong, 24 Maret 2014, 10:01am

Comments

Popular Posts