Jangan mencari pujian

Sahabat, hari ini kita memulai masa yang indah, masa puasa 40 hari lamanya. Patutlah kita catat dengan baik apa yang dinasihatkan Yesus hari ini, agar kita pantas merayakan dan menjalankan puasa kita dengan baik.

Bukan mencari pujian

Melakukan kewajiban agama bukan demi pujian.
Puasa dan doa-doa yang kita jalankan bukanlah demi dilihat orang, bukan demi sebuah pujian. Nabi Yoel mengatakan, "koyakanlah hatimu, dan bukan pakaianmu." Yesus berkata, "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang, supaya dilihat mereka..."

Ada godaan agar orang lain melihat apa yang kita buat, agar dipuji. Mungkin berkata, TIDAK! Tetapi jauh di dalam hati berkata iya. Maka Yesus mengingatkan dengan sangat jelas, jangan mencari pujian. Biarlah kewajiban agama yang kita buat, hanya dilihat oleh Bapa kita di surga.

Tiga serangkai

Memasuki masa tobat, pra paskah ini, ada tiga hal yang patut kita beri perhatian lebih. Doa, puasa, dan sedekah. Doa dan puasa mendekatkan kita kepada Tuhan. Sedekah mendekatkan kita kepada sesama. 

Sekali lagi Yesus menegaskan, ketiga hal itu mesti dilakukan "dalam diam", bukan agar dilihat orang. Kalau berdoa, sebaiknya di dalam kamar, di dalam hati, tidak perlu berteriak keras-keras agar seluruh kampung mendengar. Kalau berpuasa, juga tidak perlu membuat pengumuman, "hormatilah saya yang sedang berpuasa" tetapi tanamkanlah dalam hati, "hormatilah mereka yang tidak berpuasa." Berpuasalah untuk tidak dilihat, tetap semangat, tidak lesu, rambut diminyak agar nampak segar, dll.

Doa dan puasa adalah sebuah usaha untuk lebih dekat dengan Tuhan. Itu juga satu-satunya alasan, mengapa saya berpuasa. Yaitu agar jiwa dan ragaku sepenuhnya terarah kepada Tuhan. Membuka hati, membuka seluruh indera untuk kehadiran Tuhan. 

Sedekah adalah jalan untuk mendekatkan diri dengan sesama. Meski demikian, sedekah dilakukan bukan demi pujian, bukan juga demi balasan. Yesus memakai ungkapan, kalau tangan kanan memberi sedekah, janganlah tangan kiri kengetahuinya. Tidak ada yang tahu tidak apa-apa, karena Bapa kita di surga mengetahuinya. Dialah satu-satunya Pribadi yang perlu mengetahui apa yang kita lakukan.

Koyakanlah hatimu

Masa pertobatan, adalah masa mengoyak hati yang degil. Bukan sekadar mengoyak baju, tetapi hati. Ini jauh lebih sulit. Hati yang biasa diisi dengan berbagai kehendak dan keinginan, sudah saatnya dibersihkan. 

Mungkin juga banyak karat yang menempel di hati, sudah saatnya dibersihkan. Maka, kalau proses pembersihan itu membutuhkan waktu yang lama, mungkin perlu 'disobek' bukan hanya dilap dengan kain pengelap.

Bertobatlah

Ketika hari ini kita ditandai dengan abu, imam berkata, "kamu berasal dari debu dan akan kembali kepada debu" atau "bertobatlah dan percayalah pada Injil." Entah rumusan mana yang dipakai, artinya sama. Pertobatan ini mengingatkan asal-usul kita. Bahw kita ini berasal dari debu. Dan hanya karena kemurahan Tuhan saja kita beroleh martabat luhur. Kalau sekarang kita lupa diri dengan asal usul kita, sudah saatnya kita bertobat, dan kembali berbalik kepada Tuhan, kembali percaya kepada Injil.

Hong Kong, 5 Maret 2014, 8:50am

Comments

Unknown said…
Met pagi mo ......

Makasih renungaannya ....
Tuk ingatkan ku

Popular Posts