Dicari Tuhan, refleksi akhir tahun

Hari ini, 31 Desember 2014, di penghujung tahun. Kita semua disedihkan dengan hilangnya/kecelakaan yang dialami oleh peswat Aisrasia yang membawa 155 oenumpang dan 7 awak pesawat. Hari ini kita mendnegar bahwa keberadaan pesawat/puing sudah bisa diketahui dan evakuasi korban mulai dilakukan. Beberapa jenazah mulai diwvakuasi, sedangkan yang lain sedang dan terus dicari. Kiranya Tuhan memberkati seluruh tim pencari hingga mampu menemukan semua korban. Kepada keluarga penumpang dan awak pesawat #airasia dikuatkan imannya.

Di tengah suasana duka ini, saya ingin merefleksikan perjalanan berkat Tuhan sepanjang tahun ini. Banyak hal yang telah terjadi, ada kegembiraan, ada kesedihan; ada saat-saat kesepian, ada juga di mana hati ini terasa begitu hangat oleh kasih dan persaudaraan. Apalagi hidup di perantauan, di mana budaya dan lingkungan begitu berbeda. Tetapi hal itu membawa kepada pengalaman yang berbeda, menambah pengalaman akan kasih Allah.

Refleksi saya ini, saya dasarakan pada Injil Yohanes bab 1 ayat 1-18. baiklah saya kutipkan di sini teks tersebut:

1:1 Pada mulanya adalah Firman 1 ; a  Firman itu bersama-sama dengan Allah b  dan Firman itu adalah Allah. c  1:2 Ia pada mulanya d  bersama-sama dengan Allah 2 
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. e  
1:4 Dalam Dia ada hidup f  dan hidup itu adalah terang g  manusia 3 
1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan 4  h  dan kegelapan itu tidak menguasainya. i  1:6Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; j  
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian k  tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. l 
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 
1:9 Terang m yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang 5 , n  sedang datang ke dalam dunia. 
1:10Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, o  tetapi dunia tidak mengenal-Nya 6 
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. p  
1:12 7 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah 8 , q  yaitu mereka yang percaya 9  r  dalam nama-Nya; s 
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki 10 , melainkan dari Allah. t  
1:14 Firman itu telah menjadi manusia 11 , u  dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, v yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia w  dan kebenaran. x  
1:15 Yohanes memberi kesaksian y  tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. z 
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya a  kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; b  
1:17sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, c  tetapi kasih karunia dan kebenaran 12  datang oleh Yesus Kristus. d  
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; e  tetapi Anak Tunggal f  Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Dia datang kepada milik kepunyaan-Nya.

Demikian ayat 11 menjelaskan secara ringkas apa yang terjadi dengan peristiwa Natal. Allah datang menemui atau mencari manusia, ciptaan-Nya. Mengapa Allah harus repot-repot mencari manusia ciptaan-Nya ini? Karena Allah begitu mencintai manusia. Bukan karena manusia itu baik, bukan karena manusia itu begitu mencintai Allah dengan luar biasa, tetapi karena Allah begitu mencintai manusia. Allahlah yang pertama mencintai manusia. Demikian Santo Yohanes menjelaskan dalam suratnya yang pertama (1 Yoh 4:10).

Allah begitu mencintai.
Kenyataan ini begitu melegakan. Bahwa saya yang begitu buruk (jiwa raga) namun begitu dicintai Allah. Saya sering jatuh dalam dosa, saya sering melanggar larangannya. Namun Dia tetap mencintai saya. Dan mau repot-repot untuk menjadi manusia, demi saya (juga Anda) yang Dia cintai.
Namun hal ini bukan alasan untuk terus berbuat dosa. Kenyataan bahwa Allah sungguh mencintai saya dan Anda adalah alasan untuk kembali, untuk berpaling kembali kepada-Nya.

Mungkin kita merasa canggung, merasa malu-malu. Karena sudah sekian lama meninggalkan Dia, sudah sekian lama tidak menjalin kontak dan keintiman dengan Dia. Rupanya Allah juga menyadari hal ini, menyadari bahwa mungkin kita merasa canggung, mungkin merasa malu. Maka, Allah mengambil inisiatif untuk mencari manusia. Allah mengambil inisiatif untuk mendekatkan diri kepada manusia.

Akhir dan awal

Di akhir tahun ini saya diberi kesadarn yang lebih, betapa Allah mencintai manusia. Hal ini menjadi bekal yang baik untuk memulai hari di tahun berikutnya untuk bisa berbuat lebih baik. Berbuat lebih baik itu berarti menjalin relasi yang lebih intim lagi dengan Allah.
Kenyataan bahwa Allah begitu mencintai manusia (saya dan juga Anda) menjadi modal yang sangat baik untuk membangun relasi yang intim dengan Allah. Relasi yang intim itu tidak bisa dibangun dalam sekejab, namun membutuhkan waktu dan berlangsung lama (dari hari ke hari). Hal ini seperti halnya saat menjalin relasi dengan sesama manusia, dibuthkan waktu dan ketekunan. Seseorang tidak bisa begitu saja menjalin relasi yang akrab dan intim dengan sesama manusia yang lain. Ada proses yang bisa dilalui.
Maka, awal tahun nanti bisa menjadi awal dari usaha hari ke hari untuk menjalin relasi yang akrab intim dengan Allah. Menjaga komunikasi yang baik adalah jalan awal dan bisa jadi kunci yang tepat demi terjaminnya relasi yang akrab, bahkan intim. Tentu saja harus menyediakan waktu, atau bahkan memberikan seluruh waktu.

Akhirnya

Tuhan, terimakasih bahwa Engkau begitu mencintai aku. Engkau rela datang mencari aku yang maish terkungkung dalam dosa. Engkau tidak mau menunggu, Engkau mengambil inisiatif, Engkau mengambil langkah pertama yang begitu cepat. Terimakasih untuk cintaMu yang begitu besar. 
Harapanku di tahun yang akan datang, aku mampu membalas cinta-Mu dengan selayaknya. Aku mampu membangun relasi kasih yang mesra dengan-Mu. Semoga aku mamu menyingkirkan penghalang-penghalang yang membuat relasi kita menjaid kurang harmonis, kurang mesra. 
Amin

Hong Kong, 31 Desember 2014

Comments

Popular Posts