Zakheus (Lukas 19:1-10)
Kisah mengenai Zakheus sudah lama saya dengar. Dulu ketika saya masih ikut
sekolah minggu, lagu Zakheus sering saya dendangkan.
Zakheus orang pendek / kecil betul dia / dia panjat pohon ara / untuk
melihat Yesus …
Dulu saya sering menyanyikan lagu tersebut tanpa membaca
kisahnya dalam Kitab Suci. Entah mengapa ketika saya mendengarlagi kisah
Zakheus dalam misa pagi hari Sabtu itu ada sesuatu yang berbeda. Pagi itu saya
mengikuti perayaan Ekaristi di kapel suster Karmelites Kew. Kebetulan bacaan
yang diambil tidak dari hari bacaan harian. Ada perayaan khusus yang membuat
kita boleh memilih bacaan yang lain. Hari itu para suster memeringati hari
ulang tahun pemberkatan biara. Maka mereka memilih bacaan Injil tenyang Yesus
yang berkunjung ke rumah Zakheus. Dan hal inilah yang memesonakan saya. Sepertinya
saya tidak perlu menceritakan kisah pria pendek ini kepada Anda, karena kisah dia
sudah sangat tersohor. Dia adalah orang yang bekerja untuk kepentingan pemerintah
Romawi. Orang terpandang, tetapi bagi orang-orang Yahudi dia adalah orang
berdosa. Karena pegawai pajak biasanya korup, banyak memeras dan merugikan
orang lain.
Suatu saat Yesus berjalan-jalan ke kotanya, Yerikho. Rupanya ia sudah
sering mendengar nama Yesus dengan segala kehebatan-Nya. Maka ketika Yesus
datang ke kotanya, ia berusaha sekuat tenaga agar bisa berjumpa dengan Dia.
Sayang sekali bahwa banyak orang juga ingin melihat-Nya. Hal ini sangat
menyulitkan dia karena badannya pendek. Tak kurang akal, ia memanjat pohon agar
bisa melihat-Nya. Tidak disangka-sangka, Yesus menghampiri dia dan meminta agar
dia turun, karena Yesus mau mampir ke rumahnya.
Zakheus segera turun dan mempersilahkan seluruh rombongan masuk ke
rumahnya. Diceritakan bahwa Zakheus ini orang yang kaya, pasti rumahnya cukup
besar untuk menampung Yesus dan orang-orang dekat-Nya masuk. Saya bisa
merasakan kegembiraan luar biasa yang memancar dari hatinya. Dia tahu siapa
dirinya, dan dia tahu siapa yang bertamu ke rumahnya. Adalah suatu kehormatan
boleh menerima seorang yang ‘luar biasa’
di rumahnya.
Maka tanpa diminta dia berjanji membagi separuh harta kekayaannya kepada
orang miskin. Bahkan dia akan mengganti empat kali lipat orang-orang yang
pernah dirugikannya. Perjumpaan dengan Yesus telah mengubahnya. Dia melihat
bahwa hartanya itu tidak ada artinya. Kini dia telah menjadi manusia baru.
Dalam Injil dikatakan bahwa Yesus berkata, “hari ini telah terjadi
keselamatan atas rumah ini (seluruh penghuni rumah)…” Mereka semua telah lahir
baru. Menerima Yesus dalam rumah, berarti siap membaharui hidup. Itulah yang
dialami Zakheus. Dia melihat ada sesuatu yang lebih berharga dibandingkan
harta.
Mengapa Zakheus dengan mudahnya berbalik hidup? Mengapa dengan mudahnya dia
melihat nilai baru dalam hidup? Pasti ada sesuatu yang mendasari. Kemungkinan
besar adalah kerinduan yang menjadi nyata. Kerinduan bertemu dengan Yesus. Dan
ketika kerinduannya itu terkabul, ia rela menukar hidupnya. Mengapa hanya
karena kerinduan terkabul dia rela mengubah hidupnya? Karena dia menemukan
sesuatu yang lebih dari cukup dalam diri Yesus.
Dia sudah mendengar banyak mengenai Yesus, mengenai kehebatan-Nya dan
segala hal baik yang sudah Dia lakukan. Sedangkan dia sendiri adalah pendosa.
Masyarakat tidak menyukai dia. Karena dianggap bagian dari penjajah yang ikut
memeras rakyat. Tetapi Yesus tidak memedulikan hal tersebut. Dia bahkan mau
berkunjung ke rumahnya. Dia menerima bukan saja mimpi yang menjadi kenyataan,
tetapi rahmat Allah. Sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Maka
dengan rela hati hidupnya yang lama dia tukar dengan yang baru. Karena yang baru
lebih bernilai. Dia menemukan nilai itu dalam diri Yesus yang menerima dia apa
adanya.
Sahabat ada beberapa pertanyaan yang bisa membantu untuk berefleksi.
1. Apakah yang menyentuhku dari kisah Zakheus ini?
2. Apakah aku memahami makna keselamatan? Sejauh mana?
3. Zakheus adalah orang pendek dan menunjukkan keinginannya untuk melihat Yesus hingga memanjat pohon. Keinginannya dihadiahi Yesus dengan sebuah kunjungan. Apakah yang bisa ku tunjukkan kepada Yesus bahwa aku sungguh-sungguh ingin melihat Dia?
4. Dahulu kala, Nabi Musa juga memiliki keingintahuan yang sama, dia di semak-semak melihat api. Di sana juga Musa melihat adanya penyelamatan. Bagaimana dengan aku sekarang, apakah aku tertarik dengan keselamatan yang ditawarkan oleh Allah? atau aku lebih suka dengan hal-hal yang bukan Allah?
5. Yesus pergi ke rumah Zakheus di dalam seluruh kedosaannya dia mendapatkan keselamatan. Bagaimana dengan aku yang juga prang berdosa. Apakah aku digerakkan oleh daya keselamatan Allah? Sejauh mana aku melihat adanya terang keselamatan?
Tuhan memberkati.
Comments