CINTA MATI

"Dia membela suami banget, saya juga bingung. Padahal dia kan lumayan cakep, kok mau sama Acong."
Komentar di atas ditujukan warga Jalan Jaya, RT 05/10 Cengkareng Barat, Jakarta Barat kepada Desi alias Retmiyanti, tetangga mereka.
Desi, sudah meninggal dan telah dimakamkan pada tanggal 30 Juni lalu. Namun cerita mengenai dirinya terus merebak di kampungnya. Mulai dari sikapnya yang sangat cinta mati terhadap suaminya, Acong, hingga kisah pilu perjalanan hidupnya dan mengenai kematiannya sendiri yang sangat tragis.

Desi sangat mencintai Acong, bahkan cinta mati. Dia rela melakukan apa saja demi Acong. Ia bekerja sebagai perempuan penghibur demi Acong, bahkan ia rela menjual bayi hasil hubungannya dengan Acong, sekali lagi semuanya demi suami sirinya tersebut.
Menurut beberapa sumber, Desi kerap mendapat perlakuan yang kasar dari suami yang sangat dicintainya itu. Tidak jarang badannya memar dan wajahnya lebam karena dipukul. Toh ia tetap membela suaminya. Benar-benar cinta mati terhadap orang yang tidak memberikan nafkah apa-apa. Sangat kuat dugaan bahwa Desi akhirnya meninggal karena disiksa oleh suaminya sendiri.
Apa yang bisa kita petik dari kisah mengenai Desi ini? Ada hal positf dan negatifnya. Tentu kita ambil hikmah positifnya saja. Orang yang sungguh mencintai, ia akan melakukan apa saja demi yang dicintainya. Sayang bahwa Desi gelap mata dan melakukan apa saja, bahkan hal-hal yang sangat buruk sekalipun.
Seandainya cinta kita kepada Yesus, bisa seperti cinta Desi kepada suaminya itu tentu luar biasa. Kita akan melakukan apa saja yang dikehendaki oleh Yesus. Tidak peduli apa pun, asal bisa menyenangkan Yesus kita lakukan. Betapa bahagianya kalau bisa memiliki cinta seperti itu.
Maka kata-kata Yesus, ‘berbahagialah kalian yang miskin’, pastilah ditujukan kepada orang-orang miskin namun sangat mencintai Yesus. Yang hanya mengandalkan Yesus dalam hidupnya. Tentu mereka tidak akan peduli dengan kemiskinannya dan segala derita yang ia alami, sebab mereka telah bahagia karena bisa mencintai Yesus sepenuhnya.
Sama halnya tatkala Yesus berkata ‘berbahagialah kalian yang lapar…menangis…dibenci…dikucilkan…”, tentu artinya mereka yang mencintai Yesus. Cinta kepada Yesus mengalahkan rasa lapar dan kesakitan. Seperti Desi yang cinta mati membela suaminya meski ia menderita, demikianlah sikap orang-orang yang cinta mati kepada Yesus.
Sangat senang kalau saya bisa juga seperti mereka. Memiliki cinta yang sangat besar kepada Yesus. Bahkan cinta mati. (pws, 27-09)


Comments

Popular Posts