Sehari Bersama KKI Hong Kong
Sahabat terkasih, saya hendak membagikan pengalaman menghabiskan hari bersama KKI Hong Kong. Hal lama yang baru. Karena saya sebelumnya juga melayani KKI (Keluarga Katolik Indonesia) di Melbourne. Maka ketika mendapat kesempatan untuk membantu KKI Hong Kong, tentu saya sangat antusias.
Sedikit gambaran mengenai KKI Hong Kong. Mereka tergabung dalam dua kelompok besar. Kelompok pertama adalah mereka yang sudah berkeluarga dan tinggal di sini. Biasanya mereka berkumpul tiap sabtu kedua dan keempat di Catholic Central. Sedangkan kelompok kedua adalah para Nakerwan. Mereka biasa berkumpul setiap hari Minggu, karena kebanyakan dari mereka hanya mengambil libur pada hari Minggu. Mereka berkumpul di area sekolah St. Paul di Causeway Bay. Persis berseberangan dengan Konsulat Jenderal RI di Hong Kong dan dengan Victoria Park, tempat yang sangat terkenal karena menjadi kawasan berkumpulnya para nakerwan Indonesia.
Kisah berhari Minggu dengan para KKI Nakerwan inilah yang hendak saya bagikan. Begini ceritanya.
Pagi-pagi saya sudah menyiapkan diri. Karena tempat tinggal saya cukup jauh dari Causeway Bay. Jam 8.30 saya meninggalkan kos-kosan di Maryknoll Stanley dan berjalan menuju perhentian bis nomor 40. Ada dua macam bis di Hong Kong, bis besar bertingkat dan bis kecil kapasitas 16 tempat duduk. Bis besar disebut pasi dan yang kecil disebut siupa. Saya harus naik siupa ini untuk ke Causeway Bay.
Setelah berjalan kuranglebih 10 menit saya sampai di perhentian bis nomor 40, yaitu di Stanley Beach. Suasana sepi dan tidak ada orang lain yang menunggu di sana. Berkali-kali siupa lewat, tetapi bukan yang nomor 40, melainkan nomor 16. Hampir setengah jam saya menunggu di sana dan saya mulai merasa ada yang tidak beres. Maka saya berjalan menuju ke arah Stanley Market, dan betul siupa yang saya tunggu tidak melewati Stanley Beach tetapi langsung bernagkat dari Stanley Market. Setelah menunggu sebentar bis yang saya tunggu datang dan saya meluncur ke Causeway Bay. Perjalanan kurang lebih 20 menit.
Di sana saya sudah ditunggu oleh teman-teman dari Malang Selatan. Jadi seperti pulang kampung, di mana bertemu dengan teman-teman sekampung. Karena acara Persekutuan Doa baru dimulai pukul 10.30, kami masih memiliki waktu sekitar 45 menit untuk ngobrol sambil minum kopi di McD. Dalam banyak obrolan itu saya mendapatkan gambaran sekilas mengenai kegiatan KKI dalam sehari. Jam menunjukkan pukul 10.15 ketika kami beranjak meninggalkan McD dan menuju St. Paul School, di mana kami akan berkegiatan.
Ketika saya melangkah ke hall, saya melihat ada berbagai aktivitas di sana. Ada satu kelompok yang duduk melingkar, mereka didampingi oleh seorang suster. Rupanya mereka sedang belajar agama. Saya dengar mereka mulai pelajaran dari jam 9 pagi. Wow. Lalu di kelompok lain saya lihat ada yang sedang berlatih nyanyian dengan iringan gitar. Saya segera mengambil tempat duduk untuk kegiatan Persekutuan Doa. Tentu saya tidak perlu menceritakan isi Persekutuan Doa. Satu catatan, mereka membuka Persekutuan Doa dengan Rosario, karena minggu ini adalah minggu terakhir dalam bulan Oktober, di mana mereka bisa berdoa rosario bersama-sama.
Selesai persekutuan doa, masing-masing menyebar. Saya pergi bersama suster ke Catholic Central untuk mengambil sesuatu. Sambil berjalan saya melihat ada kelompok yang sedang berlatih angklung. Rupanya latihan angklung dimulai pukul 11.30. Sebagian orang yang tadi bergabung dalam persekutuan doa juga terlibat di sana. Mantap sekali. Seolah-olah mereka tidak mau ada waktu yang terbuang. Oh iya, angklung-angklung itu mereka pinjam dari Konsulat Jenderal RI. Saya tidak sempat menghitung berapa jumlah orang yang ikut latihan angklung, tetapi saya pastikan lebih dari 20 orang.
Pukul 13.30 Perayaan Ekaristi dimulai. Di ruang sakristi para petugas sudah siap sedia. Ada 6 misdinar dengan pakaian kebesarannya, dannn mereka memakai sepatu yang sama, sepatu putih seperti yang biasa dikenakan para balerina. Lalu para pembaca mengenakan selempang. Hmmm mantan nian. Rupanya juga ada yang bertugas sebagai koster, dia yang memegang kunci kapel dan mengatur semuanya.
Perayaan Ekaristipun dimulai dengan perarakan. Setelah kami berdiri di altar saya bisa menghitung jumlah umat yang hadir. Untuk laki-lakinya, termasuk kami yang di altar semuanya kurang dari 10 orang. Sisanya perempuan semua. Maka ketika mereka bernyanyi, yang terdengar hanya suara sopran dan alto.
Ada yang menarik bahwa, mereka yang tadi berlatih angklung, mereka menampilkan hasil latihannya dalam Ekaristi. Mereka mengiringi lagu persembahan dan lagu penutup dengan angklung berkolabrasi dengan keyboard. Sungguhhh mantap.
Saya sebagai orang baru, diperkenalkan oleh Pastor John Indarta SVD pada awal perayaan. Pastor John ini adalah pastor KKI di HongKong, beliau sudah cukup lama melayani di KKI.
Seusai Perayaan Ekaristi dilanjutkan acara santap siang bersama. Artinya bersama-sama menyantap makanan yang telah mereka bawa dari rumah. Di sana saya bertemu dengan sepasang ibu dan anak dari Ngawi. Menurut saya hal itu sungguh luar biasa, di mana ibu dan anak bekerja bersama dan ikut dalam pelayanan bersama-sama. Maka sungguh menyenangkan melihat mereka makan dari piring yang sama.
Setelah makan, mereka melanjutkan dengan berbagai kegiatan yang lain. Saya mengamati mereka semua sambil memainkan gitar.
Saya lihat di ujung sebelah kiri, ada Romo John sedang mengajar persiapan Krisma. Ada sekitar 20 peserta di sana. Di Ujung kanan, di tengah lapangan, saya lihat adayang berlatih misdinar dengan sangat serius. Sungguhs angat serius karena yang melatih berkali-kali berteriak dengan kadar urat leher nampak keluar. Saya tersenyum geli melihat bagaimana dia memerintahkan teman-temannya untuk berlutut atau menunduk.
Di ujung yang lain saya lihat ada yang berlatih paduan suara untuk menyambut natal, ada yang berlatih gitar, ada yang berlatih tarian, dll. Sedangkan para pengurus saya lihat sedang sibuk dan benar-benar serius merapatkan diri menyambut natal.
Semua pertemuan dan kegiatan itu berlangsung hingga pukul 18.00, saat area sekolah ditutup. Dari sana kami meneruskan langkah masing-masing. Saya bersama beberapa senior, melanjutkan langkah menuju Yogya Club. Sebuah tempat untuk bersantap. Memang itu bukan rumah makan, sehingga mereka tidak memiliki buku menu, tetapi mereka selalu menyedian makanan.
Saya menikmati burung dara penyet, dengan sambal segar dan tomat yang diiris, wowwww pedasnya sungguh melelehkan hidung. Yang lain menikmati bebek goreng dan ikan goreng. Semua disantap dengan kegembiraan, lupa akan usia dan banyaknya pekerjaan yang masih harus diselesaikan.
Setelah makan saya diantar menuju tempat menunggu bis nomor 40. Di dalam bis saya merenungkan kembali pengalaman yang abru saya peroleh. Mereka ini suah seminggu penuh bekerja untuk para majikan mereka, dan hanya memiliki hari Minggu untuk bersamtai, tetapi mereka mengisinya untuk berkegiatan di Gereja. Mereka habiskan sepanjang hari di sana. Sungguh sesuatu yang 'sesuatu' banget bagi saya. Sesuatu itu apa, sangat sulit diterjemahkan. Cukuplah dipahamis ebagai sesuatu.
Sekitar pukul 20.30 saya tiba di kamar, di Stanley dan mengakhiri hari dengan tidur yang sangat nyenyak. Terimakasih teman-teman untuk pengalaman yang indah. Kiranya kalian semua diberkati. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentu pada hari Minggu di saat kita bersama-sama memuliakan Tuhan kita.
Sekitar pukul 20.30 saya tiba di kamar, di Stanley dan mengakhiri hari dengan tidur yang sangat nyenyak. Terimakasih teman-teman untuk pengalaman yang indah. Kiranya kalian semua diberkati. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentu pada hari Minggu di saat kita bersama-sama memuliakan Tuhan kita.
Stanley, 28 Oktober 2013
Comments
Tuhan berkati Romo selalu.