Terima kasih Tuhan

Sepanjang hari ini tiada habisnya aku mensyukuri karunia Tuhan. Tergetar dalam hatiku nyanyian Daud, “betapa mulia nama-Mu ya Tuhan di seluruh bumi. Apakah manusia sehingga Engkau mengindahkannya. Engkau telah memahkotainya dengankemuliaan dan hormat.”


Siapakah diriku sehingga Engkau mengindahkannya. Hidupku penuh dengan dosa-dosa. Mulutku kerap lalai memuji kebesaran-Mu. Tak jarang yang keluar adalah kutuk dan hujat. Namun Engkau memakainya untuk mewartakan keagungan-Mu. Engkau memakai mulutku untuk mengajar umat-Mu.
Siapakah diriku sehingga Engkau memngindahkannya. Tanganku kerap berlaku lancang. Banyak hati kecewa karena tanganku, terlebih Engkau pasti kecewa dengan tanganku. Cinta diri yang terlampau menggebu kerap menutupi kenyataan bahwa semestinya tanganku hanya untuk memuji-Mu, terulur menyembah-Mu. Namun Engkau masih menggunkannya untuk membagikan Tubuh dan Darah-Mu kepada umat yang Engkau kasihi. Engkau masih menggunkan tangan berdosaku untuk mengoleskan berkat di dahi-dahi kecil yang merindukan rahmat-Mu.
Siapakah diriku ini sehingga Engkau mengindahkannya. Mata dan telingaku kerap melihat dan mendengar hal-hal yang busuk. Mataku kerap lapar jika melihat barang-barang yang di pajang di pasar. Tanpa sadar menumpuk barang-barang yang sebenarnya tidak berguna. Padahal banyak insane yang lebih memerlukan dari pada aku. Telingaku kerap haus mendengar bunyi-bunyi yang bukan suara-Mu. Bahkan kerap tidak tahan jika tidak ada bebunyian yang menyentuh gendang telingaku, sehingga tinggal sedikit waktu yang tersisa untuk mendengarkan bisikan-Mu. Toh Engkau masih menggunkan mata dan telingaku untuk menguatkan umat-Mu, mendengarkan pengakuan mereka.
Siapakah diriku ini sehingga Engkau mengindahkannya. Hati dan pikiranku kerap busuk. Rasanya tidak deterjen yang mampu membersihkan kekotoran hati dan otakku. Ngeres, iri, dengki, sakit hati, adalah warna dominan dalam hati dan otakku. Untunglah otak dan hati terletak di dalam badan, sehingga tidak ada yang melihat. Namun Engkau melihat semuanya, tak ada yang tertutup dalam pandangan-Mu. Engkau melihat semua kekotoran itu, namun Engkau seperti tidak peduli. Engkau memakai hati dan otakku untuk menyimpan setiap perkara umat-Mu. Engkau menitipkan setitik Sabda-Mu untuk kubawakan kepada kawanan-Mu.
Tuhan, siapakah aku sehingga Engkau memercayainya? Terimakasih atas segala rahmat yang kau anugerahkan. Atas imamat yang boleh aku sandang. Semuanya sungguh hanyalah anugerah. Biarlah langkahku hanya mengikuti tuntunan-Mu.


Comments

Popular Posts