Friday the 13th
Hari ini Jumat, katanya sih Jumat keramat, karena tanggalnya adalah tanggal 13. Ingat dulu sewaktu kecil ada film horror di TV, selalu berkisah mengenai hari Jumat di tanggal 13. Apa iya begitu keramat dan horror? keramatnya mengenai apa? horrornya mengenai apa juga? sampai kini kerapkali saya nggak mengerti. atau karena hidup saya sudah penuh dengan horror, maka tidak membutuhkan horror yang lain yang datang dari luar.
Kemarin tanggalnya 12. (ya jelas dongggg.... hari ini 13 kemarin 12 dan besok adalah 14. anak kecilpun tahu!!! Dasar kurang kerjaan).
Oke, bukan soal itu yang hendak saya sampaikan.
Kemarin tanggal 12 di bulan Mei, tepatnya 11 tahun yang lalu, di sebuah kota kecil di bagian timur pulau Jawa di Nusantara Indonesia (jiah panjang amat pengantarnya)
tersebutlah empat pemuda gagah perkasa (hmmm... mulai puji diri sendiri gagah perkasa!)
melangkah tenanag dengan hati berdegapdegup, sepatu fantofel hitam (yang baru kena semir beberapa jam yang lalu),
rambut sedikit gondrong (karena lupa potong rambut),
pandangan mata sedikit gugup (melihat tamu yang datang berduyun-duyun)...
sore hari sekitar jam 5 sore, di tengah suasana kota Malang yang hangat (tapi hati panas dingin)....... waktu itu.
ya, hari ini tanggal 13 harinya Jumat, kemarin tanggal 12 harinya Kamis, sama halnya seperti 11 tahun yang lalu, hari Kamis sore di kota Malang, di Katedral Maria Bunda Karmel Malang, melangkah dengan sedikit gugup, empat pemuda dengan diapit kedua orangtua mereka, melangkah ke arah altar untuk memberikan dirinya seutuhnya sebagai pelayan dalam kawanan gembala, membantu Gembala Agung.
hari itu, hari Kamis seperti halnya kemarin harinya Kamis. Mereka sebenarnya manis, namun sedikit terkikis oleh aroma amis keringat tamu yang datang berbis-bis. Namun semua tidak menjadi alasan tragis untuk tidak tertawa njegigis. Terkadang rahmat Allah itu begitu mistis, dan jangan berusaha untuk menepis, karena akan ada banya iblis berusaha merebut berkat yang tersimpan berlapis-lapis.
Kemairn tanggalnya 12 bulannya Mei 11 tahun yang lalu. Kok yaa sudah 11 tahun saja semuanya berlalu. Kalau boleh menoleh ke belakang, banyak juga yang sudah terpaku. ada debu di saku-saku baju, terkadang debu itu telah membatu, memberatkan langkah yang seharusnya mulus selalu. 11 tahun itu sesuatu.
Oh iya, catatan yang sulit dicerna ini hanya ingin mengucapkan Teriamaksih.
Pertama kepada Tuhan yang Maha Pengasih.
Hanya karena RahmatNya saya bisa tetap berdiri dengan rapih,
Kedua kepada orangtua yang selalu mendukung dengan doa dan cinta putih,
Ketiga semua teman yang tak hentinya memberi perhatian dan terkadang cacian kasih,
keempat... ndak tahu siapa, pokoknya terimakasih.
Semoga di tahun depan, kami bisa menjejakkan angka 12 di atas roti tart pada tanggal 12, di bulan mei.
hari ini, tanggal 13, harinya Jumat, katanya keramat, tetapi yakinlah itu hanya soal berkat. Kalau kalian tidak sepakat itu bukan menjadi penghambat, yang penting jangan lupa berbagi berkat.
demikian
selamat
Comments