Berbagi

Lukas 6:36-38 (bacaan harian tanggal 9 Maret)
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.
6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."


Kalau kita memberi, kita akan mendapat. Paham ini diamini dan dijalani oleh banyak orang. Mereka dengan suka hati memberikan sesuatu yang bisa mereka berikan, karena mereka memiliki keyakinan bahwa mereka akanmendapatkan lagi.
Memberi itu seperti menanam. Jika yang ditanam adalah kebaikan maka yang akan dituai adalah kebaikan juga. Demikianpun dengan kejahatan. Jika yang kita tanam adalah kebencian, yang akan kita tuai adalah rasa dendam dan sakit hati. Kita mendapatkan apa yang kita berikan.
Meski paham ini sudah diketahui banyak orang toh sedikit saja orang yang benar-benar mau memberi. Atau mau memberi tetapi tidak mau menerima. Khususnya jarang sekali orang yang mau memberi kebaikan dan amat banyak orang yang maunya memberi keburukan tetapi tidak mau menerima upahnya.
Yesus mengatakan bahwa ukuran yang kita pakai untuk mengukur akan diukurkan kepada kita. Hal ini berarti banyak sekali. Ketika kita menilai berdasarkan prasangka buruk, keburukan pulalah yang akan dipakai oleh orang lain untuk menilai kita. Sebaliknya jika kita menilai seseorang dengan prasangka yang baik, maka dengan kebaikan pulalah kita akan dinilai.
Ajaran Yesus ini mengilhami banyak orang untuk mengembangkan diri. Motivator ulung, Mario Teguh, mengatakan bahwa jika kita memberikan kebaikan, kebaikan pula yang akan kita terima. Kita tidak perlu takut untuk memberikan kebaikan, karena buah yang akan kita terima tidak akan pernah merugikan. Sebaliknya kita perlu khawatir jika kita memberikan sesuatu yang buruk, karena keburukan pula yang akan kita terima.
Berpikir yang baik, berkata yang baik, berlaku yang yang baik, memberi yang baik adalah jalan hidup yang akan membawa kepada kebahagiaan. Jika pikiran kita dipenuhi dengan hal yang baik, kita akan berkata dan berlaku baik pula. Ketika kita terus menaburkan benih kebaikan, kita akan menuai kebaikan, bukan yang lain.
Demikian pula dengan cara kita menilai orang lain. Sebenarnya siapakah yang berhak memberi penilaian bahwa seseorang itu jahat atau baik. Kerapkali kita menilai orang yang berbeda dengan kita itu buruk, mereka yang tidak setuju dan sepaham dengan kita sebagai tidak baik. Hal ini keliru sebab mereka yang tidak sama dengan kita belum tentu tidak baik. Bunga mawar tidak bisa berkata bahwa bunga sepatu itu jelek. Demikian juga bunga lily tidak bisa menghakimi bunga mawar jelek karena pohonnya berduri. Setiap hal itu mengandung kebaikan. Maka hal yang paling sederhana yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kebaikan adalah berbagi kebaikan itu sendiri. Tidak perlu menunggu orang lain melakukan untuk kita, kita memulainya dengan apa yang bisa kita lakukan. (*)






Comments

Tama said…
Sebenarnya siapakah yang berhak memberi penilaian bahwa seseorang itu jahat atau baik. Kerapkali kita menilai orang yang berbeda dengan kita itu buruk, mereka yang tidak setuju dan sepaham dengan kita sebagai tidak baik. Hal ini keliru sebab mereka yang tidak sama dengan kita belum tentu tidak baik.


aku suka bagian ini..
MoRis HK said…
Iyo Ma, belajar untuk tidak menilai itu tidak gampang. apalagi bersikap objektif, memisahkan pikiran dnegan perasaan, jika perasaan ikut serta, akan sangat sulit bersikap objektif. Dengan menulis ini aku juga belajar untuk tidak gampang memberi penilaian, maka aku pernah menulis kepadamu, aku belum bisa objektif karena aku belum mampu memisahkan antara pikiran dan perasaan.

Popular Posts