PAMRIH

Setiap kali mendengar kata pamrih, pikiran saya selalu negative. Itu tidak benar. Jikalau kita melakukan sesuatu dengan dasar pamrih itu sudah tidak benar lagi.
Apakah selamanya demikian. Mungkin yang perlu diluruskan adalah niatan dasar dari setiap tindakan dan ketulusan hati dalam berbuat.
Orang tua di rumah mengajari demikian. “Kalau tidak mau dicubit janganlah mencubit orang lain”. Dasarnya sederhana, kalau kita tidak ingin disakiti oleh orang lain ya janganlah menyakiti orang lain.
Yesus berkata: "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.”
Apakah Yesus mengajarkan PAMRIH dari setiap perbuatan? Tentu tidak. Lantas apa maksudnya?

Setiap dari kita senantiasa mengharapkan yang baik dari orang lain. Maka marilah kita melakukan yang baik juga kepada orang lain. Kalau kita menolong SI A, tidak berarti kita mengharapkan SI A menolong kita, tetapi kita memiliki harapan bahwa suatu saat kita akan di tolong oleh orang lain.
Kalau kita tidak mau menyakiti orang lain, itu hanya karena kita tidak mau disakiti juga.
Bagaimana jika kita sudah berbuat baik dan tidak meyakiti orang lain tetapi kita tetap disakiti oleh orang lain? Bolehkah kita tidak melakukan yang baik kepada mereka?
Tentu saja tidak. Kelebihan kita akan Nampak kalau kita tetap melakukan yang baik bahkan kepada mereka yang berbuat tidak baik kepada kita. Karena sebenarnya, kita telah menerima segala kebaikan dari Allah sendiri.
Mari kita isi hari ini dengan berbuat baik, kepada setiap orang yang kita jumpai. Entah mereka baik kepada kita atau tidak.
Tuhan memberkati.


Comments

Popular Posts