HAL TERPENTING

Seorang teman mengisahkan cerita ini pada saya.
Suatu hari seorang guru managemen diri datang ke kelas dengan membawa satu stoples besar dan beberapa bungkus barang. Para murid mengamati gerak-gerik gurunya dengan sedikit pertanyaan, ‘mau apakah Engkau dengan itu semua?”

Sang guru kemudian menaruh stoples besar di tengah-tengah meja dan memastikan bahwa semua siswa mampu melihatnya dengan baik. Tanpa berkata apa-apa ia mengambil satu bungkusan besar yang tadi dibawa. Rupanya bungkusan itu berisi batu-batu besar. Kemudian ia memasukkan batu-batu besar itu dengan hati-hati. Sampai semua batu telah di masukkan dan memenuhi ruang stoples itu.
Kemudian ia bertanya, “apakah stoples ini sudah penuh?”
Serentak pada siswa menjawab, “penuhhhhhh!”
Tanpa menjawab guru muda itu membuka satu bungkusan lagi. Rupanya berisi kerikil-kerikil kecil. Tanpa berkomentar ia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam stoples hingga habis. Lalu ia bertanya lagi kepada para siswanya, “apakah stoples ini telah penuh?”
Saat itu tidak banyak yang langsung berani menjawab. Namun ada beberapa yang memberanikan diri menjawab. “Mungkin belum!”
Masih tanpa berkomentar, guru tadi membuka satu bungkusan terakhir. Rupanya berisi pasir. Kemudian ia menuangkan pasir itu ke dalam stoples dan menggoyangkannya, memastikan bahwa pasir itu memenuhi rongga-rongga stoples. Setelah seluruh pasir berhasil masuk ia bertanya lagi kepada para siswanya, “apakah stoples ini telah penuh?”
Tidak ada yang menjawab. Semua melihat bahwa tidak ada lagi bungkusan yang dibawa sang guru, mungkin saja sudah tidak ada lagi yang bisa dimasukkan ke dalam stoples itu. Namun tiba-tiba ada seorang siswa yang menjawab, “belum!”
Sang guru tersenyum manis sekali. Kemudian ia meraih botol minum yang ia bawa dan menuangkannya ke dalam stoples. Seluruh isi botol itu berhasil masuk ke dalam stoples. Setelah selesai, semua siswa bertepuk tangan.
Kemudian guru itu bertanya kepada para siswanya, “apakah pesan dari percobaan tadi?”
Seorang siswa yang berambut panjang menjawab dengan semangat, “kita selalu bisa menyisipkan sesuatu dalam jadwal kita.”
Pak guru hanya tersenyum dan memandang seluruh siswa dengans enyum yang sama.
“Kita harus meletakkan sesuatu yang paling penting dalam hidup kita terlebih dahulu, baru hal-hal yang lain. Jika kita mememnuhi hidup kita dengan hal-hal kecil lebih dulu, kita tidak akan bisa mengisinya dengan hal-hal besar dan yang penting.”
Selamat mengisi hidup ini dengan sesuatu yang berarti.
Tuhan memberkati.

Comments

Popular Posts