ROSARIO
Hari tanggal 1 bulan Mei, bulan Maria, biasanya kami berdoa Rosario. Mengapa aku berdoa Rosario
Bagiku berdoa Rosario adalah belajar menjadi rendah hati. Belajar bersimpuh di hadapanNya dengan segala bebal di hati. ‘Kasihanilah aku ya Tuhan menurut kasih setiaMu, menurut bedarnya rahmatMu hapuskanlah segala kesalahanku’.
Dalam doa Rosario kita mengulang-ulang doa Salam Maria berkali-kali. Mengulang-ulang berarti menjadikan doa itu refrain dalam hati. Mengulang pujian yang sama, “Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu”. Terus memuji Maria yang dipenuhi rahmat bahkan rahmat yang sangat besar, mengandung dan melahirkan Allah Putera.
Mengulang pujian yang membuat segala wanita akan mengiri kepadanya. “Terpujilah engkau di antara wanita”. Wanita mana yang tidak merindukan puteranya menjadi besar, anaknya menajadi tokoh ternama. Dan tak seorang pun wanita yang merindukan anaknya mengalami celaka dan derita. Terpujilah engkau di antara wanita ya Maria, karena engkau rela membiarkan hatimu ditusuk pedang, untuk memandang puteramu yang tergantung di kayu salib, meski tidak bersalah.
Betapa gembira hatimu ketika menatang bayi mungil di Betlehem. Betapa murni hatimu ketika menggendong jenazah Yesus di Yerusalem. Engkau setia ya Maria, maka engkau layak mendapat pujian yang besar.
Berdoa Rosario adalah mengulang permohonan yang sama. Permohonan orang berdosa yang mengharapkan bantuan, mengharapkan doa. Berdoa Rosario bagiku adalah belajar rendah hati karena menjadikan permohonan yang sama sebagai refrain dalam hati. ‘Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan sampai waktu kami mati’. Aku orang berdoa yang membutuhkan doa. Aku orang berdosa yang membutuhkan ampunan.
Doa Rosario mengajari aku untuk terus ingat akan siapa diriku. Manusia lemah yang mudah jatuh dalam dosa. ‘Santa Maria doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan sampai waktu aku mati’.
Bagiku berdoa Rosario adalah belajar menjadi rendah hati. Belajar bersimpuh di hadapanNya dengan segala bebal di hati. ‘Kasihanilah aku ya Tuhan menurut kasih setiaMu, menurut bedarnya rahmatMu hapuskanlah segala kesalahanku’.
Dalam doa Rosario kita mengulang-ulang doa Salam Maria berkali-kali. Mengulang-ulang berarti menjadikan doa itu refrain dalam hati. Mengulang pujian yang sama, “Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu”. Terus memuji Maria yang dipenuhi rahmat bahkan rahmat yang sangat besar, mengandung dan melahirkan Allah Putera.
Mengulang pujian yang membuat segala wanita akan mengiri kepadanya. “Terpujilah engkau di antara wanita”. Wanita mana yang tidak merindukan puteranya menjadi besar, anaknya menajadi tokoh ternama. Dan tak seorang pun wanita yang merindukan anaknya mengalami celaka dan derita. Terpujilah engkau di antara wanita ya Maria, karena engkau rela membiarkan hatimu ditusuk pedang, untuk memandang puteramu yang tergantung di kayu salib, meski tidak bersalah.
Betapa gembira hatimu ketika menatang bayi mungil di Betlehem. Betapa murni hatimu ketika menggendong jenazah Yesus di Yerusalem. Engkau setia ya Maria, maka engkau layak mendapat pujian yang besar.
Berdoa Rosario adalah mengulang permohonan yang sama. Permohonan orang berdosa yang mengharapkan bantuan, mengharapkan doa. Berdoa Rosario bagiku adalah belajar rendah hati karena menjadikan permohonan yang sama sebagai refrain dalam hati. ‘Doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan sampai waktu kami mati’. Aku orang berdoa yang membutuhkan doa. Aku orang berdosa yang membutuhkan ampunan.
Doa Rosario mengajari aku untuk terus ingat akan siapa diriku. Manusia lemah yang mudah jatuh dalam dosa. ‘Santa Maria doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan sampai waktu aku mati’.
Comments