Simon dan Yudas
Santo Simon dan Yudas adalah bagian dari kedua belas rasul yang dirayakan secara bersamaan. Alasan merayakan pesta mereka dalam hari yang sama mungkin sekali didasarkan pada penyebutan nama mereka yang selalu bersama-sama di dalam Injil. Kemungkinan yang lain, karena mereka dianggap mengalami kemartiran di tempat yang sama, yaitu di Persia/Iran, bahkan mungkin dalam waktu yang bersamaan.
Santo Simon, dikenal juga sebagai Simon orang Zelot karena kemungkinan ia termasuk kelompok Zelot yang fanatic terhadap hokum Taurat dan turut serta dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi. Dia dikenal juga sebagai saudara sepupu Yesus dan saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas.
Kisah hidup dan karya pelayanannya tidak bisa dijumpai dalam Injil. Sedikit mengenai kisah hidup dan pelayanannya bisa diketahui dari tradisi-tradisi kuno. Ada beberapa cerita mengenai kisah hidup Simon. Kisah yang pertama dari buku Menologi Santo Blasius, ia diceritakan wafat dengan damai di Edessa-Irak. Kisah kedua, dari tradisi barat, diceritakan bahwa ia pernah mewartakan Injil hingga ke Mesir, kemudian bergabung bersama Yudas pergi ke Mesopotamia. Dari sanalah mereka pergi sebagai misionaris ke tanah Persia hingga menjadi martir di sana. Kisah ketiga menyebutkan bahwa Simon menjadi Uskup Yerusalem menggantikan Yakobus dan menjadi martir pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus tahun 107.
Santo Yudas, atau biasa dikenal sebagai Yudas Tadeus adalah saudara dari Santo Yakobus Muda, berarti juga masih sepupu dari Yesus. Tidak pernah diberitakan kapan dan bagaimana ia dipanggil Yesus. Seperti halnya Simon, Yudas jarang dimunculkan dalam kisah Injil. Hanya sekali suara Yudas kita dengar, yaitu dalam Injil Yohanes perihal Yesus yang menyatakan diri kepada para murid.
Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yoh 14:22-23)
Setelah Yesus naik ke surga, tidak ada berita mengenai Yudas. Ia diceritakan mengadakan perjalanan ke Mesopotamia dan bertemu dengan Simon lalu melanjutkan misi ke Persia hingga wafatnya sebagai martir.
Simon dan Yudas, dua murid yang tidak terkenal jika dibandingkan dengan Petrus, Yohanes dan Yakobus. Meski tidak terkenal mereka tetap murid Yesus yang setia. Tidak adanya kisah yang pasti mengenai kehidupan mereka, bukan berarti mereka tidak melakukan apa-apa. Bahkan dari sedikit kisah yang muncul, menunjukkan bahwa mereka banyak melakukan karya yang sulit. Kisah mengenai karya misi yang mereka lakukan dan kemartiran yang mereka alami menunjukkan bahwa mereka adalah pewarta Injil yang gagah. Mereka tidak takut menghadapi kematian demi menyebarkan Injil.
Satu teladan bagi kita yang kerap dilanda ketakutan dalam menyebarkan kabar gembira. Bahkan bagi kita yang dilanda ketakutan untuk sekadar berbuat baik. Simon dan Yudas adalah teladan untuk berani melaksanakan hal-hal yang sulit, yang menantang keberanian iman kita. Simon dan Yudas juga menjadi contoh untuk tidak terbuai dalam ketenaran. Nama mereka redup jika dibandingkan dengan rasul yang lain, kisah mereka tidak segemilang rasul yang lain, tetapi semangat mereka tetap menyala besar. Santo Simon dan Yudas, doakanlah kami agar teguh dan tetap setia ketika menghadapi banyak kesulitan
Santo Simon, dikenal juga sebagai Simon orang Zelot karena kemungkinan ia termasuk kelompok Zelot yang fanatic terhadap hokum Taurat dan turut serta dalam pemberontakan melawan penjajah Romawi. Dia dikenal juga sebagai saudara sepupu Yesus dan saudara rasul Yakobus Muda dan Yudas.
Kisah hidup dan karya pelayanannya tidak bisa dijumpai dalam Injil. Sedikit mengenai kisah hidup dan pelayanannya bisa diketahui dari tradisi-tradisi kuno. Ada beberapa cerita mengenai kisah hidup Simon. Kisah yang pertama dari buku Menologi Santo Blasius, ia diceritakan wafat dengan damai di Edessa-Irak. Kisah kedua, dari tradisi barat, diceritakan bahwa ia pernah mewartakan Injil hingga ke Mesir, kemudian bergabung bersama Yudas pergi ke Mesopotamia. Dari sanalah mereka pergi sebagai misionaris ke tanah Persia hingga menjadi martir di sana. Kisah ketiga menyebutkan bahwa Simon menjadi Uskup Yerusalem menggantikan Yakobus dan menjadi martir pada masa pemerintahan Kaisar Trayanus tahun 107.
Santo Yudas, atau biasa dikenal sebagai Yudas Tadeus adalah saudara dari Santo Yakobus Muda, berarti juga masih sepupu dari Yesus. Tidak pernah diberitakan kapan dan bagaimana ia dipanggil Yesus. Seperti halnya Simon, Yudas jarang dimunculkan dalam kisah Injil. Hanya sekali suara Yudas kita dengar, yaitu dalam Injil Yohanes perihal Yesus yang menyatakan diri kepada para murid.
Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. (Yoh 14:22-23)
Setelah Yesus naik ke surga, tidak ada berita mengenai Yudas. Ia diceritakan mengadakan perjalanan ke Mesopotamia dan bertemu dengan Simon lalu melanjutkan misi ke Persia hingga wafatnya sebagai martir.
Simon dan Yudas, dua murid yang tidak terkenal jika dibandingkan dengan Petrus, Yohanes dan Yakobus. Meski tidak terkenal mereka tetap murid Yesus yang setia. Tidak adanya kisah yang pasti mengenai kehidupan mereka, bukan berarti mereka tidak melakukan apa-apa. Bahkan dari sedikit kisah yang muncul, menunjukkan bahwa mereka banyak melakukan karya yang sulit. Kisah mengenai karya misi yang mereka lakukan dan kemartiran yang mereka alami menunjukkan bahwa mereka adalah pewarta Injil yang gagah. Mereka tidak takut menghadapi kematian demi menyebarkan Injil.
Satu teladan bagi kita yang kerap dilanda ketakutan dalam menyebarkan kabar gembira. Bahkan bagi kita yang dilanda ketakutan untuk sekadar berbuat baik. Simon dan Yudas adalah teladan untuk berani melaksanakan hal-hal yang sulit, yang menantang keberanian iman kita. Simon dan Yudas juga menjadi contoh untuk tidak terbuai dalam ketenaran. Nama mereka redup jika dibandingkan dengan rasul yang lain, kisah mereka tidak segemilang rasul yang lain, tetapi semangat mereka tetap menyala besar. Santo Simon dan Yudas, doakanlah kami agar teguh dan tetap setia ketika menghadapi banyak kesulitan
Comments