Meditasi dalam Olah Rohani


Sahabat, sepertinya halnya olah raga yang membutuhkan metode-metode tertentu, demikianlah olah rohani. Metode utama dalam olah rohani ini adalah meditasi, yaitu kemampuan merenungkan Sabda Tuhan. Meditasi ini berbeda dengan berbagai meditasi yang ditawarkan oleh lembaga-lembaga kesehatan atau perguruan-perguruan kebatinan tertentu. Meditasi dalam olah rohani ini hanya berdasar kepada Kitab Suci dan kemampuan untuk masuk ke dalam kisah Kitab Suci. Bagaimana hal itu bisa dilakukan? Berikut adalah ulasan singkat mengenai hal tersebut.
Sebelum kita memahami meditasi sebagai kegiatan utama olah rohani, baiklah kita lihat meditasi dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk doa dalam trade kristiani. Yang pertama ada doa vocal atau doa lisan. Bentuk ini yang bisa digunakan oleh kebanyakan umat. Bentuknya ada banyak sekali, intinya doa yang diucapkan.
Bentuk kedua adalah doa meditasi. Doa meditasi adalah doa yang melibatkan pikiran, perasaan, imajinasi dan kehendak. Yang termasuk bentuk doa meditasi adalah: merenungkan sabda Allah, merenungkan pengalaman hidup, merenungkan alam ciptaan, doa rosario, doa jalan salib, merenungkan tulisan bapa gereja dan doa KONTEMPLASI IGNASIAN. Dalam olah rohani ini, yang akan kita dalami menggunakan metode kontemplasi ignasian. Kontemplasi ignasian melibatkan pikiran, perasaan, imajinasi, komposisi tempat. Semua daya-daya itu dilibatkan agar kita makin ‘masuk’ dalam teks dan kisah yang sedang kita renungkan. Lalu ditutup dengan coloquium kepada Bapa atau Yesus atau Bunda Maria. Coloquium adalah sebuah permohonan, kita datang menghadap untuk mengajukan suatu permohonan.
Bentuk yang ketiga dalah doa kontemplasi. Doa ini tidak memakai pikiran, imajinasi, tetapi lebih banyak afeksi, kerinduan, seperti: doa nama Yesus, doa ala taize, doa meditasi kristiani (yang dipelopori oleh John Main), doa afektif (dihidupkan kembali oleh Teresa dari Yesus, Yohanes dari Salib, Yohanes dari Santo Samsone). Bentuk doa kontemplasi ini sederhana dan menyentuh hati karena mengandung unsur pengulangan dan irama.

Persiapan meditasi
Langkah pertama adalah pemilihan tempat. Tempat yang dipakai harus nyaman, sehingga kita tidak gelisah dan terganggu selama meditasi. Pastikan bahwa tempat itu cukup tenang, dan jangan berpindah-pindah selama bermeditasi. Kemudian mulailah mengambil sikap yang terbaiks esuai dengan kemampuan. Bisa duduk, bisa bersila, bisa menggunakan bangku kecil (dingklik), bisa menggunakan bantal. Ambillah sikap yang paling pas dan kuat untuk bertahans elama satu jam.
Langkah berikutnya adalah melakukan penyadaran. Menyadari apa yang sedang terjadi dan menyadari apa yang akan dilakukan. Hal terpentinga dalah menyadari dengan sungguh kehadiran Tuhan. Tanpa kesadaran akan kehadiran Tuhan, seluruh proses meditasi dan bahkan seluruh proses olah rohani akan menjadi sia-sia belaka. Setelah melakukan proses penyadaran dilanjutkan dengan proses penenangan. Sedapat mungkin badan kita harus benar-benar tenang sebelum masuk ke dalam meditasi. Posisi duduk tegak dan menghela nafas yang panjang dan teratur akan membantu badan menjadi tenang. Langkah berikutnya untuk menjadi tenang adalah mulai memusatkan pikiran. Bisa dengan bantuan suara atau barang-barang yang ada di sekitar tempat meditasi. Misalnya memusatkan pandangan ke salib, atau mendengarkan suara detak jam. Atau metode lain yang membantu pikiran kita fokus.
Ketika badan dan pikiran mulai tenang, proses selanjutnya adalah menyadari sungguh kehadiran Tuhan. Di sini kita memohon kepada Tuhan agar berkenan menyingkirkan segala sesuatu yang dapat merintangi proses persatuan dengan Tuhan. Kemudian memohon agar Tuhan Allah berkenan menanamkan segala pemikiran-Nya, keinginan-Nya dan rencana-Nya ke dalam hati kita. Langkah terakhir adalah memohon rahmat dari Tuhan dalam meditasi. Misalnya; agar semakin mengenal Tuhan dan diri sendiri, rahmat iman, rahmat kasih, rahmat ketekunan dan ketabahan, dll.

Memulai meditasi
Langkah pertama adalah membaca Teks Kitab Suci dengan tenang. Teks yang dibaca sudah ditentukan sebelumnya, entah oleh pembimbing atau dipilih sendiri. Jika meditasi ini dilakukan bukan dalam retret, maka teks bacaan bisa mengikuti teks yang sudah diatur oleh Gereja dalam kalender liturgi. Jika meditasi ini dilakukan di dalam retret, biasanya pembimbing retret sudah menentukan teks yang hendak dipakai. Teks dibaca pelan-pelan dan diulang beberapa kali. Jika ada ayat yang sangat mengesan, bisa diulang bagian tersebut atau berhenti sejenak untuk merenungkannya.
Langkah berikutnya adalah masuk ke dalam teks. Maksudnya, kita masuk ke dalam peristiwa yang sedang berlangsung. Dengan panca indera kita mencoba menangkap pesan teks nagi kita. Apa yang kita lihat dalam peristiwa tersebut, apa yang kita dengar, kita rasa, dan kita cium. Catatan yang harus diperhatikan adalah, jangan tergesa-gesa. Masukilah peristiwa dalam Kitab Suci dengan perlahan. Jangan juga terpacu untuk segera memperoleh sesuatu. Dan jangan berkecil hati kalau kita sudah berusaha masuk ke dalam peristiwa tersebut dan tidak melihat apa-apa, tidak mendengar apa-apa, dan tidak merasa apa-apa. Terkadang Tuhan membiarkan seseorang mengalam kegersangan seperti itu.
Pada bagian akhir meditasi ucapkan doa syukur. Doa ini seperti sebuah jawaban atas Sabda Tuhan yang baru kita renungkan. Setelah memanjatkan doa syukur hendaknya tetap duduk tenang dan tidak tergesa-gesa beranjak. Biarkanlah hati dan bahkan badan mengalami ketenangan seperti sedang mengendapkan limpahan rahmat.

Comments

findi koe said…
Terima kasih romo, sdh memberikan pencerahan buat sy dan kluarga. Smg iman sy lebih berkembang. Tuhan Yesus memberkati. Amin
MoRis HK said…
sama-sama
Kiranya Tuhan memberkati
Ana Maria said…
Senang sekali bisa membaca artikel ini Romo .. saat ini saya sedang dilema dan begitu ingin mendekatkan diri kepadaNYA..rindu kedamaian dan ketenangan batin ..
Ana Maria said…
Senang sekali bisa membaca artikel ini Romo .. saat ini saya sedang dilema dan begitu ingin mendekatkan diri kepadaNYA..rindu kedamaian dan ketenangan batin ..

Popular Posts