Lukisan Belas Kasih Allah (1)
Sahabat, ketika saya menulis catatan ini,
masyarakat kita sedang disuguhi berita seputar kecelakaan maut yang disebabkan
oleh anak dari musisi ternama. Berita tersebut menghiasi berita-berita seputar hiburan
di berbagai media, entah berita cetak atau elektronik.
Berita terakhir yang sempat saya saksikan di
layar televisi adalah kisah kunjungan orangtua korban kecelakaan terhadao AQJ,
putra musisi kenamaan tersebut, yang menjadi penyebab kecelakaan. Saya tidak
mau menduga-duga berbagai motif kunjungan tersebut, apalagi berprasangka buruk.
Saya berusaha menarik satu nilai positif dari kunjungan tersebut.
Nilai yang saya temukana dalah nilai
pengampunan. Di sana juga ada nilai balas kasih. Saya juga yakin di sana ada
nilai kasih/cinta. Misalnya, keluarga korban yang memaafkan AQJ, adalah sebuah
nilai pengampunan yang sangat baik. Orangtua AQJ yang sudah bercerai, namun
mereka mengesampingkan keegoan masing-masing dan lebih memilih untuk
berkonsentrasi mengurusi anak mereka yang sedang terbaring sakit akibat
kecelaan.
Sabahat, catatan singkat ini tidak bermaksud mengupas kecelakaan putra musisi kenamaan tersebut dan situasi yang membalutinya. Catatan ini hendak merenungkan nilai-nilai kehidupan yang menjadi kekhasan nilai kristiani yang mulai langka, yaitu kasih, pengampunan dan belas kasih (love, forgiveness and mercy).
Sabahat, catatan singkat ini tidak bermaksud mengupas kecelakaan putra musisi kenamaan tersebut dan situasi yang membalutinya. Catatan ini hendak merenungkan nilai-nilai kehidupan yang menjadi kekhasan nilai kristiani yang mulai langka, yaitu kasih, pengampunan dan belas kasih (love, forgiveness and mercy).
Tiga Lukisan
Sahabat terkasih, Yesus, Sang Guru sejati
kita melukiskan belas kasih Allah dalam deretan lukisan tiga perumpamaan dalam Inji Lukas 15 ayat 1-32. Perumpamaan
pertama berkisah mengenai gembala yang baik hati, yang tanpa lelah mencari
dombanya yang tersesat. Pada gambaran kedua dilukiskan seseorang yang mencari
uangnya yang hilang. Orang tersebut mencari di setiap penjuru rumahnya hingga
ia mendapatkannya kembali. Dan lukisan ketiga adalah lukisan mengenai Bapa yang
mengasihi anaknya yang berdosa. Bapa yang baik hati, yang menerima kembali
anaknya yang bertobat.
Semua lukisan itu hendak menggabarkan belas
kasih Allah yang terwujud dalam cinta dan pengampunan. Kasih/cinta dan
pengampunan adalah dua wajah belas kasih. Tindakan belas kasih (mercy) tidak
akan terwujud tanpa adanya kasih dan pengampunan. Kasih dan pengampunan hanya
terwujud secara nyata dalam tindakan belas kasih. Lihatlah lukisan belas kasih
Allah yang digoreskan oleh Yesus bahwa telah menunjukkan dengans angat jelas
bahwa cinta itu harus dikomunikasikan, disampaikan dan diungkapkan hingga orang
yang dicintai merasakannya.
Gembala dalam lukisan pertama mencari
dombanya yang hilang sampai ketemu adalah wujud cinta yang sejati. Seseorang
yang kehilangan uang merayakan kegembiraan dengan mengundang
tetangga-tetangganya. Sebuah gambaran bahwa kasih itu harus dirayakan dalam
kegembiraan. Sementara itu kisah bapa yang baik, yang menerima anak bungsunya
kembalia dalah gambaran yang utuh dari sikap belas kasih. Bapak itu memaafkan
anaknya karena dia mencintainya. Lukisan-lukisan ini dibuat oleh Yesus untuk
mengajar kita. Bahwa kita inia dalah putra dan putri yang sangat dicintai oleh
Allah. Pada catatan berikutnya akan saya uraikan lebih detail tiga lukisan yang dibuat oleh
Yesus tersebut. (bersambung)
Comments