Angka 30 itu...
Apakah yang spesial dari angka 30? Rasanya tidak ada. Lihat saja, tidak ada perayaan-perayaan besar yang berkaitan dengan angka 30. Yang ada adalah 25, 40, 50, 60, dan 75. Namanyapun bagus-bagus, pesta perak, pesta emas, pesta rubi, pesta intan, dan entah apa lagi. Tetapi bagi saya angka 30 itu tetap memiliki makna. Setidaknya ada tiga alasan mengapa saya menyebutnya istimewa.
Pertama, kemarin kami merayakan pesta ulang tahun imamat Romo Heribertus Heru Purwanto, O.Carm yang ke-30. Bukan acara besar, hanya makan bersama. Yang spesial, beberapa teman-teman BMI, membuatkan tumpeng komplit dengan bubur ketan merah putih. Dan banyak lagi bermacam-macam penganan. Yang menarik adalah, Romo Heru, demikian beliau dipanggil di Hong Kong, memulai misi di Hong Kong ketika usia imamatnya menginjak angka 30.
Kedua, Raja Daud mulai memerintah pada usia 30 tahun. Sebagian dari kita pasti membayangkan Daud muda yang pipinya kemerah-merahan. Itu benar, pada masa remaja dan mulai menjadi pemuda, Daud mengabdi kepada Saul. Dia banyak membantu Saul. Tetapi usia Daud mulai menajdi raja adalah 30.
Ketiga, Yesus mulai berkarya pada usia 30 tahun. Kehadiran-Nya di muka umum ditandai dengan dibaptis disungai Yordan. Kemudian menyepi untuk berpuasa 40 hari 40 malam. Kemudian setelah Yohanes Pembaptis dibunuh oleh Herodes, Yesus menyingkir dari Nazaret. Yesus juga mulai memanggil para rasul.
Ternyata angka 30 bagi Romo Heru, bagi Raja Daud dan bagi Yesus adalah sebuah awal. Bagaimana kelanjutannya? Bagi Romo Heru, tentu kelanjutannya saya belum tahu. Bagi Raja Daud kita tahu kelanjutannya. Dia menjadi raja yang besar. Dia memang nanti jatuh ke dalam dosa, tetapi dengan rendah hati dia mengakuinya di hadapan Tuhan, meka Tuhan tetap mencintai dia.
Sedangkan Yesus kita tahu. Karya pelayanan yang hanya tiga tahun itu tidak selalu berjalan baik. Ada saja kelompok yang menolak Dia. Misalnya, ketika Yesus menyembuhkan atau mengusir roh jahat, tidak semua orang langsung senang. Bagi beberapa pihak, Yesus ini menggunakan kekuatan beelzebul sang penghulu setan untuk mengusir setan.
Apa yang saya dapatkan dari peristiwa dan angka-angka ini? Ada beberapa hal, tetapi baiklah saya bagikan tiga di antaranya.
Pertama, saya bisa berkata bahwa angka itu hanya kebetulan belaka. Tetapi ternyata tidak seperti itu, karena saya juga memiliki angka saya sendiri yang berarti. Angka yang berasal dari hari di mana saya mulai ada di dunia. Hari itu istimewa, karena saya tiak bisa memilihnya. Allahlah yang memilihnya untuk saya. Sekarang banyak orang tua memilih angka itu bagi anak-anak mereka. Meeka mengambil alih tugas Allah. tetapi biarlah itu, itu urusan mereka. Tetapi yang pasti, saya memiliki angka saya sendiri. Saya tidak bisa memilih angka saya, saya tidak bisa berkata bahwa besok saya 40, saya harus taat kepada putaran hari. Ini bagian kedua yang saya dapatkan.
Hari ini begitu berharga. Iya, hari ini sungguh berharga, maka orang menyebutnya present yang artinya hadiah. Hari ini adalah waktu yang benar-benar bisa saya hadapi dan gunakan. Apa yang telah lewat hanya menajdi sebuah kenangan, dan jika hal itu kenangan manis saya suka mengenangnya, dan kalau itu pahit, saya berusaha melupakannya. Tetapi saya tidak bisa lagi mengubah apa yang telah lalu, saya hanya bisa membuat sesuatu yang lebih baik saat ini. Sedangkan besok saya belum tahu. Saya bisa merencanakannya hari ini, tetapi dari pengalaman, banyak hal kejutan yang akan terjadi.
Setiap hari adalah baru. Hari yang dianugerahkan Tuhan kepada saya. Sepertinya sama saja. Tetapi sejatinya berbeda. Setiap hari saya diberi kesempatan untuk menajdi lebih baik, bukan besok tetapi hari ini.
Ketiga, nasihat klasik yang mengatakan bahwa kita tidak mungkin membahagiakan semua orang kiranya beanr adanya. Selalu ada angka, berapa persen yang mungkin kita puaskan. Contoh, jika saya adalah seorang pemimpin dan saya hanya bisa memuaskan kurang dari 50 persen anggota, maka saya harus mengevaluasi kinerja saya. Amat sulit memuaskan semua anggota, tetapi kalau bisa memuaskan lebih dari 70 persen kiranya sudah cukup bagus. Sejak jaman dulu hal ini terjadi. Bahkan Yesus saja juga mengalami.
Ketiga, nasihat klasik yang mengatakan bahwa kita tidak mungkin membahagiakan semua orang kiranya beanr adanya. Selalu ada angka, berapa persen yang mungkin kita puaskan. Contoh, jika saya adalah seorang pemimpin dan saya hanya bisa memuaskan kurang dari 50 persen anggota, maka saya harus mengevaluasi kinerja saya. Amat sulit memuaskan semua anggota, tetapi kalau bisa memuaskan lebih dari 70 persen kiranya sudah cukup bagus. Sejak jaman dulu hal ini terjadi. Bahkan Yesus saja juga mengalami.
Sahabat, dari kumpulan hari inilah saya mendapatkan angka demi angka. Anda juga memiliki angka, ada yang sama ada yang berbeda, masing-masing memiliki makna untuk kita. Dari kumpulan hari ini juga saya bisa membingkai sebuah pelajaran yang saya petik dari tiap helai hari yang ada. Dan yang pasti, dari kumpulan hari ini saya semakin sadar betapa Tuhan sungguh mencintai saya.
salam dan doa
Hong Kong, 26 Januari 2014
Comments