Lihatlah Anak Domba Allah...

Sahabat, selamat berhari Minggu. Selamat menikmati berkat Tuhan yang Dia berikan setiap hari, hingga guliran kala telah membawa kita ke minggu kedua masa biasa. Hari ini kita mendapat hidangan Sabda dari Injil Yohanes, yang berkisah mengenai kesaksian Yohanes Pembatis terhadap Yesus. Kesaksian itu diberikan oleh Yohanes kepada kita agar kita mengamini dan mengimani.

Anak Domba Allah
Yohanes menunjukk Yesus sebagai Anak Domba Allah. Kata-kata Yohanes Pembaptis kemudian selalu diulangi dalam perayaan Ekaristi. Kita selalu melihat dan mendengar imam mengatakan, "Lihatlah, inilah Anak Domba Allah.... / Behold the Lamb of God...". Kata-kata ini memiliki makna simbolis.
Umat yang mendengarkan kesaksian Yohanes adalah umat yang memahami Kitab Suci dengan baik. Kitab Suci yang ada waktu itu adalah Kitab Suci Perjanjian Lama. Mereka pernah mendengar ungkapan yang serupa, ungkapan yang disampaikan oleh Nabi Yesaya mengenai Anak Domba. Bahwa nanti Messias akan datang, Dia seperti Anak Domba yang setia. Dia setia bahkan hingga akhirnya mati dipembantaian.
Yohanes menunjuk Yesus dengan sebutan Anak Domba, adalah sebuah simbol untuk mengingatkan umat, bahwa Dia yang lama ditunggu telah datang. Dialah yang dulu disampaikan oleh Nabi Yesaya, sambutlah Dia, ikutilah Dia.
Kesaksian ini sekarang diberikan kepada kita. Seperti saya katakan bahwa dalam setiap perayaan Ekaristi kita mendnegar ungkapan ini, "Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia...". Dialah Anak Domba yang rela mati untuk kita. Sudahkah kita sungguh mengamini dan mengimani Dia dengan sungguh. Biasanya kita menjawab seruan imam itu dengan berkata, "Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh." 
Sebuah ungkapan iman akan kebesaran Tuhan. Semoga memang itu bukan hanya ungkapan karena telah hafal, tetapi sungguh merupakan ungkapan dari hati yang mendalam akan kebesaran Tuhan dan akan kelemahan diri kita.

Menjadi Saksi
Ada ungkapan "No one is too young to witness to Christ". Artinya tidak ada istilah terlalu muda untuk menjadi saksi Kristus, atau sebaliknya tidak ada ungkapan terlambat dan terlalu tua. Siapapun kita, berapapun usia kita, semua dipanggil untuk menjadi saksi akan kebesaran Tuhan. 
Saya beri contoh gadis kecil, berusia 6 tahun. Antonietta Meo. Dia telah menjadi saksi akan kebesaran Tuhan. Mungkin dia akan menjadi orang kudus termuda yang bukan martir. Oleh Paus Benediktus XVI dia telah digelari venerabilis, yang terberkati.
Antonietta Meo, atau dikenal sebagai Nennolina, mempersembahkan rasa sakit yang dia derita kepada Yesus. Kesaksian perawat yang menjaganya meneguhkan hal tersebut. Kisah mengenai kepahlawanan gadis kecil ini bisa dibaca di sini.
Dia baru satu contoh, masih banyak contoh yang lain. Menjadi saksi Kristus bukan hanya dengan mengorbankan diri sebagai martir; tetapi dengan mencintai Yesus sepenuh hati. Dengan mencintai-Nya maka akan memberikan segalanya kepada-Nya.
Maka, mengamini dan mengimani seruan "Lihatlah Anak Domba Allah" yang sempurna adalah dengan Mencintai Yesus sepenuh hati. Mencintainya dalam hal-hal kecil, dalam hal-hal sederhana yang mungkin bisa kita lakukan sehari-hari. Terlebih dalam mencintai orang-orang yang kurang beruntung. Bukankah Yesus berkata, barang siapa mencintai yang miskin ini kita mencintai Dia? Bukankah dengan memberi makan bagi yang lapar, memberi pakaian bagi yang kedinginan, kita telah memberi makan Yesus juga? Mari kita mencintai Yesus dalam kehidupan sehari-hari kita.
Tuhan memberkati.

Hong Kong, 19 Januari 2014

Comments

Popular Posts