Tamu yang manis

Hari ini adalah pesta pembaptisan Tuhan. Ada banyak pertanyaan mengenai hal itu. Misalnya; mengapa Yesus perlu dibaptis? Apakah Yesus memiliki dosa sehingga perlu penghapusan dosa dengan dibaptis.. dll. Juga pertanyaan mengenai diri saya sendiri. Sebagai orang yang dibaptis, apa yang sudah saya lakukan. Apakah saya memaksimalkan rahmat baptisan yang telah saya terima?

Yesus tidak berdosa
Hal ini harus dengan tegas kita katakan. Yesus tidak berdosa. Bahwa DIA mau dibaptis, ini pertama-tama untuk memenuhi kehendak BAPANYA seperti yang diaktankan-NYA sendiri.  "Biarlah ini terjadi untuk mengggenapi...". 
Hal yang menarik yang bisa kita lihat adalah Yesus tidak disucikan oleh air pembaptisan. Tidak sama sekali, bahkan tidak perlu. Yesuslah yang kemudian menyucikan air pembaptisan tersebut. Dan oleh air yang telah disucikan tersebut kita dibaptis.
Maka boleh dikatakan bahwa Yesus dibaptis agar kita mendapatkan air yang telah disucikan untuk pembaptisan kita.

Kerendahan hati YESUS
Hal kedua yang kita tangkap dari proses pembaptisan ini adalah contoh kerendahan hati. Meskipun Yohanes menolak, pada awalnya, tetapi Yesus terus memaksa. Dan itu untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya. Sebuah ketaatan yang hanya mungkin dilakukan oleh pribadi yang memeiliki kerendahan hati.
Saat ini kerendahan hati begitu mahal. Banyak orang enggan merendahkan dirinya. Bahkan sebisa mungkin menaikkan diri, mendongakkan kepala, enggan mengalah, dst. Kerendahan hati bukanlah kekalahan. Dan Yesus memberi teladan yang sangat sempurna. Dia merelakan diri dibaptis seperti pendosa, meskipun Dia tanpa dosa.

Manusia Baru, Adam Baru
Baptisan telah melahirkan manusia menjadi baru. Siapa ingin selamat hendaknya dilahirkan dalam air dan Roh. Artinay dalam pembaptisan. Yesus adalah sosok kelahiran baru itu, Dia sosok Adam baru. Dulu, Adam keluar dari bumi, dari debu tanah dan dia telah berdosa. Dia telah hilang hingga Tuhan mencari dia, "di manakah kamu...". Tetapi Yesus keluar dari air dan DIA mendapatkan kasih Allah, "Inilah Anakah yang Kukasihi, kepada-Nyalah aku berkenan...".
Kemudian ada ROH turun atas Dia serupa burung merpati. Dia menjadi tanda kesukaan Allah dan manusia. Dia telah lahir baru, Dia telah membebaskan manusia dari belenggu dosa yang diwariskan oleh Adam.

Roh Kudus
Roh Kudus yang dulu turun atas Yesus, juga turun atas septiap pribadi yang dibaptis. Maka jika kita dibaptis, Roh Kudus itu juga tinggal di dalam diri kita. Dia seperti seorang tamu yang manis. Yang akan diam kalau kita membiarkan dia dia, atau melakukan banyak hal kalau kita memercayainya.
Pertanyaannya adalah; apakah kita merasakan kehadiran Roh Kudus itu atau tidak. Apakah Roh Kudus itu memiliki peran yang cukup besar dalam hidup kita atau tidak.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu berpulang dari kesediaan kita untuk membuka hati dan dari bagi karya Roh Kudus. Jika kita memebri kesempatan kepada Roh Kudus untuk bekerja, maka Dia akan bekerja, tetapi kalau kita tidak memberi kesempatan kepada-Nya untuk bekerja, Roh Kudus itu juga tidak akan membuahkan apa-apa. 
Mungkin baik jika kita memberi diri kita kesempatan untuk tenang barang sejenak. Kita melepaskan semua kekhawatiran danketegangan dengan lebih memberi gerak kepada Roh Kudus untuk berkarya. Kita membiarkan diri dibimbing; bukan kita membimbing Roh Kudus. Seperti halnya kalau kita dibimbing oleh orang buta. Pasti kita tidak akan rela; bahkan sebaliknya kita akan membimbing orang buta tersebut. Yang dibutuhkan hanya satu. memejamkan mata dan membiarkan orang buta tersebut menjalankan tugasnya. Di situlah terletak iman dan kasih.

Selamat berhari Minggu
Selamat membaharui semangat baptisan dalam hidup Anda.

Hong Kong, 12 Januari 2014

Comments

Popular Posts