Berlatih Meditasi Kristiani
Meditasi (dan doa) adalah sebuah latihan terus menerus setiap hari.
Kita tidak bisa berkata, “ah aku istirahat dulu berdoa”, atau “ah, aku
istirahat dulu bermeditasi.” Seperti halnya kita tidak bisa berkata, “ah, aku
istirahat dulu bernafas.”
Sebagai sebuah latihan, sebenarnya tidak membutuhkan banyak teori.
Yang dibutuhkan adalah niat untuk mulai bermeditasi, mulai berdoa. Bahwa
dituturkan sedikit teori, itu hanya sebagai penolong awal. Berikut adalah
sedikit panduan untuk memulai latihan meditasi kristiani.
Sikap/posisi badan
Sebenarnya tidak ada pathokan yang jelas sikap badan ahrus bagaimana
seperti halnya seseorang berlatih yoga. Sikap badan dalam meditasi kristiani
cukup fleksible. Sepanjang nyaman dan menunjung doa. Berikut adalah contohnya.
Duduklah dengan tegak namun rileks. Hindari posisi yang akan membuat
badan cepat tertidur, rileks namun bukan tertidur. Duduk diam dengan tenang
selama meditasi, tidak berganti posisi. Maka pilihlah posisi yang cocok.
Posisi yang pas itu bisa bersila, bagi yang kuat bersila dengan
posisi lotus. Bisa menggunakan dingklik kecil atau bantal kecil untuk
mengganjal pantat. Bisa juga duduk di kursi. Pilihlah yang paling pas, yang
membuat Anda tahan duduk diam dengan tenang sekitar 20 menit.
Usahakan punggung tegak. Ini akan menolong untuk bisa tetap terjaga
dan tidak tertidur. Karena punggung yang tegak akan membuat peredaran darah
lancer dan tidak tersendat.
Nafas biasa, tidak perlu terlalu terfokus dengan pernafasan.
Bernafas biasa, tidak dibuat lebih panjang atau lebih pendek. Tetapi bernafas
biasa.
Mata terpejam dan badan rileks. Meskipun rileks tetap menajga kesadaran.
Maka, untuk membantu kesadaran posisi tangan bisa membantu. Taruh tangan di
atas paha dan pertemukan jari tengah dengan jari jempol. Nanti kalau
pertemuannya lepas dikembalikan kembali. Ini hanya sarana sederhana untuk
menjaga kesadaran.
Dengan latihan yang rutin, kita akan menemukan posisi yang pas untuk
diri kita sendiri. Seperti halnya orang yang berlatih yoga, dia bisa memakai
cara yang biasa dia latih.
Waktu dan tempat bermeditasi
Unsur pertama bermeditasi adalah keheningan. Maka waktu dan tempat
yang hening sangat dibutuhkan, meskipun tidak bersifat mutlak. Misalnya, kita
tinggal di apartment yang gaduh. Kita tetap bisa bermeditasi di sana. Mungkin
dipilih waktu yang pas, misalnya waktu menjelang fajar.
Banyak orang yang berpraktek meditasi mengatakan bahwa waktu
bermeditasi menjadi waktu yang penting dalam hidup mereka. Maka sangat baik
kalau kita memilih waktu dan tempat yang sama setiap kali bermeditasi. Misalnya
kita menyiapkan satu sudut di ruangan kita untuk bermeditasi. Lalu kita memilih
pagi hari atau malam hari.
Tempat dan waktu yang sama dalam bermeditasi akan membantu proses
meditasi berjalan baik. Badan akan terlatih dan terbiasa. Bukan hanya itu,
seluruh ritme hidup kita juga akan terpengaruh dengan ritme tersebut.
Meditasi di pagi hari biasanya akan lebih mudah. Pikiran kita masih
bening, belum banyak gangguan yang masuk ke dalam otak kita. Belum ada siaran
berita yang menggangu, aneka SMS/WA, dll. Pikiran masih bening dan jernih, maka
meditasi menjadi lebih mudah.
Meditasi di malam hari bisa lebih sulit karena otak kita sudah capek
setelah seharian bekerja. Banyak hal yang masuk dan kerap menyita banyak tenaga
dan pemikiran. Mereka yang sudah lama berpraktik meditasi menyarankan agar
meditasi malam dilaksanakan sebelum makan malam.
Biasanya setelah bekerja seharian, kemudian sampai di rumah segera
membersihkan diri. Kondisi badan yang cukup segar ini bisa dipakai untuk
bermeditasi. Setelah itu baru melakukan aktivitas malam hari semisal makan
malam, nonton, membaca, dll.
Hendaknya waktu bermeditasi itu tetap. Dalam artian kapan dan
lamanya. Bahkan disarankan agar tidak mudah memaafkan diri sendiri dan permisif
dengan jadwal yang telah dibuat. Bahkan kalau bisa jadwal yang lain mengikuti
jadwal meditasi. Semakin sibuk sebaiknya semakin membuat jadwal dengan ketat.
Mantra
Mantra atau kata doa adalah alat bantu untuk berdoa. Sekali lagi,
alat bantu untuk berdoa. Dalam bermeditasi, bukan kata-kata doa yang menjadi
unsur utama, tetapi keheningan dan hadir di hadirat Tuhan. Maka mantra atau
kata doa sungguh hanya alat penunjang semata.
Mantra atau kata doa yang dipilih bisa berasal dari kutipan Kitab
Suci. Hendaknya kata itu singkat agar mudah diulang-ulang. Misalnya, “Yesus
kasihanilah aku.” Mantra ini diulang seiring tarikan dan hembusan nafas. Ketika
menarik nafas kata yang diucapkan dalam hati adalah “Yesus”. Kemudian ketika
menghembuskan nafas, kata yang diucapkan dalam hati adalah “kasihanilah aku”.
Demikian diulang-ulang selama waktu bermeditasi.
Mantra yang dipakai hendaknya selalu sama. Bahkan sangat baik kalau
kata yang dipilih tidak menimbulkan gangguan. John Main, pelopor meditasi kristiani
menyarankan kata “MA-RA-NA-TA”. Pertama karena kata ini juga berasal dari Kitab
Suci yang berarti , “Datanglah, Tuhan datanglah”. Kedua, dengan mengucapkan
kata tersebut otak kita tidak bisa langsung bekerja untuk memikirkan.
Tetapi kata itu tidak boleh diucapkan dalam bahasa yang kita kenal,
karena otak kita akan mencernanya dan kita akan mulai berpikir.John Main
mengusulkan kata ini agar kita lebih mudah untuk focus dan mengurangi datangnya
gangguan.
Gangguan dalam bermeditasi
Banyak orang beranggapan bahwa seseorang bisa sangat tenang dan
hening dalam bermeditasi. Mungkin pada suatu titik tertentu kita akan mengalami
itu. Namun kenyataannya, banyak sekali gangguan dalam bermeditasi. Banyak
pikiran-pikiran yang datang yang merusak ketenangan meditasi.
Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan. Pertama, jangan melawan pikiran yang datang. Jangan berusaha untuk
mengenyahkan pikiran-pikiran yang datang. Terus focus pada mantra yang
diucapkan tadi.
Kedua, jangan mengikuti pikiran-pikiran yang datang tersebut. Biarkan saja
pikiran, ide, gambar-gambar yang melayang di kepala itu begitu saja. Anggap
saja pikiran-pikiran itu seperti monyet-monyet yang berloncatan di pohon. Kita
tidak perlu mengikuti setiap gerak monyet tersebut, kita terus focus kepada
pekerjaan kita. Ketiga, sabar dan
tekun. Terus bermeditasi meskipun banyak gangguan.
Penutup
Seperti yang saya sampaikan di atas, catatan ini hanya sarana
penolong yang sifatnya sangat sederhana. Dan yang paling penting bukanlah
memahami catatan ini dengan baik, tetapi mulailah bermeditasi.
Ketika Anda mulai bermeditasi, pada akhirnya Anda akan menemukan
“diri” Anda sendiri. Bisa jadi catatan yang saya sampaikan sekarang tidak cocok
atau tidak sama dengan apa yang Anda lakukan.
Itu tidak menjadi soal. Karena seperti yang disampaikan oleh Santo
Yohanes Salib, hal yang paling penting dalam doa bukanlah soal metode, tetapi
soal kerinduan untuk bisa mengalami persatuan dengan Allah. Meditasi atau doa
hening adalah jalan untuk menjalin persatuan tersebut.
Catatan:
- Untuk informasi lebih lanjut mengenai Meditasi Kristiani bisa Anda dapatkan di paroki atau komunitas Anda terdekat. Bacaan-bacaan dari buku yang ditulis oleh John Main atau Laurence Freeman bisa memperkaya pemahaman akan Meditasi Kristiani.
- Sebaiknya Anda bergabung dalam kelompok meditasi yang sudah ada. Karena meditasi bersama selama seminggu sekali akan memperkaya dan memperkuat semangat bermeditasi.
Comments