Self HEALING: MEDITASI
Sahabat, dalam catatan-catatan saya yang terdahulu, saya kerap
menyebut soal meditasi, bahkan ada satu catatan yang saya sertai sebuah latihan
meditasi. Ada yang bertanya, “apakah arti meditasi yang saya maksud di sana?”.
Rasanya saya perlu memberi penjelasan
singkat / sebuah pengantar mengenai mediatsi.
Meditasi adalah sebuah laku
atau olah. Sebuah kegiatan. Sebagai
sebuah olah, dia bisa menjadi olah raga yang berkaitan dengan jasmani, namun
bisa menjadi olah jiwa yang berkaitan dengan rohani.
Sebagai olah raga, yang berkaitan langsung dengan jasmani, meditasi
erat kaitannya dengan kesehatan. Maka tidak mengherankan kalau sekarang banyak
sekali orang membuka usaha “meditasi”. Meditasi menjadi peluang bisnis tersendiri.
Teman saya yang tinggal di Bali bercerita bahwa di sana makin banyak
pusat-ousat meditasi. Mereka memadukan olah raga pernafasan dengan spa, dengan
budaya, dengan suasana lingkungan yang menjual. Menariknya, yang banyak
berminat untuk mencoba adalah para turis asing.
Catatan ini akan memberikan sedikit gambaran bagaimana seseorang
bermeditasi, entah sebagai olah raga maupun olah jiwa, olah rohani maupun olah
jasmani. Tentu saja yang saya paparkan hanya salah satu aspek dan salah satu
kemungkinan dari sekian banyak kemungkinan. Anda bisa memperdalamnya dari
sumber lain yang lebih kredibel dan lebih berpengalaman, dst.
Meditasi dan Kesehatan
Saya mengenal istilah meditasi untuk pertama kalinya adalah sebagai
olah kerohanian. Dan tidak pernah mengaitkannya dengan kesehatan. Baru di
kemudian hari saya menyadari bahwa ada banyak orang bermeditasi untuk
memperoleh kesehatan yang baik.
Sekarang saya memahami kesehatan dalam pandangan yang lebih luas.
Dalam kaitan dengan manusia yang utuh. Manusia itu bukan hanya badan. Dia itu
juga jiwa, dan juga roh. Maka semua aspeknya harus sehat.
Maka menerima pendapat bahwa meditasi memiliki kaitan dengan
kesehatan bisa saya terima. Karena meditasi membantu menyehatkan pikiran, jiwa,
dan juga badan.
Ada orang bermeditasi agar terlepas dari perasaan takut, dari rasa
sakit yang lama menekan, dari rasa bersalah yang tak kunjung henti,
kekhawatiran tak berkesudahan, kenyataan pahit yang tak terelakkan; dan masih
banyak lagi. Mereka ingin hidup sehat, lepas dari segala jerat yang
membelenggu, yang membuat mereka sakit dan lumpuh.
Meditasi dan olah jasmani
Sharon Salzberg, seorang praktisi meditasi dan salah satu pendiri
Insight Meditation Society di Amerika Serikat mengatakan bahwa meditasi adalah
sebuah latihan kesadaran yang menggunakan bantuan pernafasan. Maka semua orang,
sepanjang dia bisa bernafas, bisa bermeditasi.
Dalam bukunya “Real Happiness
– The Power of Meditation”, Sharon menyebutkan bahwa ada tiga hal yang
perlu dimiliki agar meditasi membuahkan hasil yang baik. Yang pertama adalah
konsentrasi, berikutnya adalah kesadaran dan yang terakhir adalah motivasi yang
kuat.
Selain ketiga unsur dari dalam diri meditator masih diperlukan
beberapa hal praktis yang lain agar bisa bermeditasi dengan baik.
Yang pertama tempat. Usahakan tempat untuk bermeditasi terasa
nyaman. Tidak pengap dan terasa sempit menghimpit. Karena meditasi adalah
proses latihan yang terus menerus, sebaiknya tempat ini juga ditata dengan baik
agar tidak diubah-ubah.
Pakaian juga membantu. Terlebih pakaian yang lembut dan tidak ketat
di badan. Tidak memerlukan pakaian khusus seperti biarawan atau apa, asal
nyaman di badan. Yang pasti juga adalah soal waktu. Keteraturan adalah bagian
yang berkaitan erat dengan waktu, seperti halnya nafas normal yang mesti
teratur. Maka menggunakan waktu teratur, misalnya menyediakan waktu 20 menit
untuk sekali meditasi.
Posisi badan juga baik untuk diperhatikan. Bisa duduk di kursi,
bersila, atau menggunakan dingklik untuk bersedeku. Pilihlah sesuai dengan
kemampuan dan kenyamanan. Saya sendiri selalu duduk di kursi atau menggunakan
dingklik kecil, karena tidak mampu duduk bersila.
Sikap punggung tegak namun tidak tegang. Tegak ini akan membantu
untuk bisa nyaman duduk/bersila kurang lebih 20 menit. Tangan bisa bertautan
atau di taruh di atas paha. Kepala lurus dan dagu serta rahang relaks.
Meditasi membutuhkan suasana yang hening. Namun bisa juga kalau
diiringi music yang lembut yang memang diaransemen untuk kebutuhan bermeditasi.
Beli CD atau unduh di internet, pilihlah yang sesuai kemampuan dan alat yang
ada. Sifatnya hanya bantuan belaka, jika tidak ada juga tidak apa-apa.
Meditasi dan olah rohani
Meditasi sebagai olah rohani bisa dibagi menjadi dua bagian. Pertama
sebagai sebuah metode doa yang bersifat meditatif dan sebagai sebuah latihan
doa kontemplatif.
Dalam tradisi spiritualitas, doa biasa dikategorikan menjadi tiga
kelompok. Pertama adalah doa vocal. Yang kedua adalah doa meditative. Dan yang
ketiga adalah doa kontemplatif. Menarik bahwa meditasi dikategorikan dalam doa
tahap kedua, tetapi ada satu metode doa yang dikenal dengan “Meditasi
Kristiani”, adalah salah satu metode doa kontemplatif.
Doa meditasi adalah doa merenungkan. Untuk memahami meditasi sebagai
kegitan merenungkan, baiklah kalau saya beri gambaran proses mengolah makanan
yang dilakukan oleh binatang mamalia,
misalnya sapi.
Setelah menelan semua makanan ke dalam perut sapi akan merebahkan
diri. Sambil rebah ini dia akan mengeluarkan lagi rumput-rumput yang tadi
ditelan untuk dikunyah-kunyah lagi. Proses inilah yang disebut bermeditasi,
mengolah teks agar untuk menemukan sari patinya.
Membaca teks Kitab Suci itu seumpama memasukkan makanan ke dalam
mulut. Setelah membaca teks, akal budi kita mulai mengolah teks.
Mengulang-ulang dalam pikiran, seperti halnya mengunyah makanan di dalam mulut.
Lalu setelah cukup lama mengunyah, teks
itu akan terurai dan tersaring menjadi lebih singkat. Bahkan bisa menjadi hanya satu kalimat atau bahkan menjadi
satu kata saja. Lalu kata yang tersaring tadi diendapkan, ditemukan maknanya.
Untuk membantu mengunyah atau mengolah teks, kita bisa menggunakan
beberapa alat bantu. Misalnya menggunakan alat bantu pertanyaan 5W+1H. Atau
metode lain, misalnya mengelompokkan kata kerja. Kata kerja yang dominan akan
membantu memberi petunjuk mengenai maksud dari cerita. Atau menggunakan metode
analisa struktur cerita. Dan masih banyak lagi.
Karena proses merenungkan Sabda ini adalah sebuah proses doa, maka
kegiatan merenungkan harus diakhiri dengan sebuah ungkapan doa. Teks yang tadi
direnungkan pasti meninggalkan kesan tertentu. Nah dari kesan itulah kita mengangkat hati untuk berdoa. Dalam satu kali proses doa meditatif ini bisa dilakukan selma 20-30 menit.
Di atas saya menyinggung soal “Meditasi Kristiani”. Ini adalah salah
satu praktik doa dengan meditasi yang mirip dengan praktik-praktik meditasi
yang sudah saya sebut di atas. Ada tiga hal yang mesti diperhatikan dalam
melakukan praktik Meditasi Kristiani. Yang pertama adalah keheningan (silent),
berikutnya ketenangan (stillness), dan
kesederhanaan skip dan pikiran(simplicity).
Suasana batin yang hening, suasana lingkungan yang tenang, dan sikap
badan/pikiran yang sederhana. Olah rohani ini juga membutuhkan keteraturan.
Titik sadarnya adalah “kita hadir di hadapan Tuhan”. Mencoba hening dan tenang.
Pernafasan teratur dan “mantra” dipakai agar badan tetap sadar dan tidak jatuh
dalam tidur. Lebih detail mengenai “Meditasi Kristiani” akan saya ulas nanti,
juga berkaitan dengan “Doa Yesus”
catatan:
Kalau Anda mengikuti latihan rohani Santo Ignasius, ada yang disebut doa kontemplatif. Yaitu bermeditasi dengan merenungkan Sabda Tuhan selama 1 jam. Dalam catatan saya ini, doa kontemplatf dalam latihan rohani Santo Ignasius saya masukkan dalam kategori kedua, yaitu doa meditatif. Jadi, meskipun namanya doa kontemplatif tetapi sebagai pratik doa dia masuk kelompok meditatif. Hal ini berbeda dengan "Meditasi Kristiani", namanya meditasi tetapi olah rohani ini masuk kategori doa kontemplatif.
catatan:
Kalau Anda mengikuti latihan rohani Santo Ignasius, ada yang disebut doa kontemplatif. Yaitu bermeditasi dengan merenungkan Sabda Tuhan selama 1 jam. Dalam catatan saya ini, doa kontemplatf dalam latihan rohani Santo Ignasius saya masukkan dalam kategori kedua, yaitu doa meditatif. Jadi, meskipun namanya doa kontemplatif tetapi sebagai pratik doa dia masuk kelompok meditatif. Hal ini berbeda dengan "Meditasi Kristiani", namanya meditasi tetapi olah rohani ini masuk kategori doa kontemplatif.
Penutup
Sepertinya saya sudah mencatat cukup panjang, meski demikian saya
sendiri merasa bahwa catatan ini masih sangat kurang lengkap. Karena memang ini
hanya sebuah pengantar untuk praktik-praktik meditasi berikutnya.
Dalam olah jiwa yang saya sebut “self healing”, kedua macam meditasi
ini, olah raga dan olah jiwa, digunakan secara bersama-sama. Keduanya tidak
bertentangan. Meski demikian meditasi sebagai olah jasmani tidak akan saya
bahas lebih lanjut. Anda bisa mengolahnya sendiri.
Tidak demikian halnya dengan meditasi sebagai olah rohani. Saya akan
membahas beberapa metode dengan lebih detail di kemduain hari karena saya akan
memakainya dalam proses “self healing”. Demikian kali ini.
Salam
Comments