Preparing for Christmas, day three.
PREPARE HIM ROOM
Preparing for Christmas
Daily Meditation with St. Therese Lisieux
Tuesday 1st week of Advent
Bacaan
Yesaya 11:1-10
Lukas 10:21-24
Refleksi:
YANG KECIL ITU
Dalam kurun waktu saya menyadari dengan sangat bahwa yang kecil itu tidak selamanya mudah.
Apalagi kalau sekarang kita merasa sudah besar. Menjadi yang kecil itu tidaklah gampang, bahkan acapkali kita mencoba tidak
menjadi yang kecil itu.
Berulang kali kita memiliki pengalaman dibentak, dimarahi,
diolok-olok, dikatakan “seperti anak kecil saja!”. Seolah anak kecil itu salah,
seolah anak kecil itu memalukan, seolah anak kecil itu tiada makna, sehingga
harus dibentak “seperti anak kecil saja!”.
Tapi lihatlah, bahkan Yesus meminta untuk menjadi “seperti anak
kecil” agar mampu mengenali apa yang DIA kehendaki. “Aku bersyukur kepada-Mu,
Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang
bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” Demikian
Yesus mengajar kita.
Banyak dari kita berusaha mengenal Allah dengan sungguh, melalui
buku-buku, mendengarkan khotbah-khotbah, mengikuti ceramah-ceramah, mendatangi
seminar-seminar; untuk mengenal lebih baik siapa Allah itu, siapa Yesus itu.
Namun kerap kali yang didapat adalah kegalauan.
Kerapkali dan dalam berbagai pengalaman didapati bahwa, pengenalan
akan Allah akan mudah didapat dalam keheningan jiwa yang bertelut dalam doa.
Bukan dalam kebisingan akal budi yang mencoba mengasah nalar sedemikian
runcing, namun hasilnya tak sebanding. Pemahaman akan Allah hanya tercapai
dalam kebeningan batin, seperti beningnya hati anak-anak. Di situlah yang kecil itu mendapatkan tempatnya.
Yang kecil itu adalah ketulusan dan kejujuran, seperti seorang anak yang berlari
memeluk ibunya yang pulang dari pasar. Seperti seorang anak yang berlari
memeluk ibunya selepas dari sekolah. Ada kerinduan, ada pengharapan, ada cinta
yang meruar dari hati bukan dari budi.
Yang kecil itu adalah kesederhanaan untuk tidak merumitkan diri dengan berbagai
teori. Kesederhanaan hati yang meluruhkan budi untuk mau bersimpuh di kaki Sang
Ilahi, mendengarkan Dia, mencernanya dan mempraktikkannya.
Yang kecil itu adalah kesegeraan diri untuk datang dan mohon pengampunan kepada
Tuhan atas segala salah dan cela. Tidak
menyimpan-nyimpan dan menunda-nunda, karena dia tahu hati Allah yang penuh
kasih akan menyegarkannya kembali.
Kutipan dari St. Theresia Lisieux:
Dalam kesempatan bahagia, ketika Yesus masih di bumi ini, Yesus
berseru: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil.” Kata-kata ini sungguh memenuhi jiwaku dengan
belas kasih Allah. Sebab aku sungguh kecil dan lemah, tapi Dia datang kepadaku
dan secara rahasia mengajariku jalan kasih yang Dia miliki.
(Manuskrip A, 49)
Doa:
Allah yang maha kasih, aku bersyukur kepada-Mu karena segala
kemurahan-Mu, Engkau memberikan Yesus kepada kami yang kecil dan lemah, karena
Putera-Mu Yesus berkenan membuka misteri ilahi itu kepada kami. Semoga kami
menajga kemurnian hati dan budi untuk mengenalimu secara lebih mesra, seperti
seorang anak mencintai orangtuanya.
Aksi:
Hari ini secara sadar, aku akan membuka hatiku untuk kehadiran-Mu
dan atas segala rencana yang Engkau rancangkan bagiku.
MoRis HK
29 November 2016
Comments