Self HEALING : Aneka “luka jiwa”
Sahabat, catatan saya sebelum ini berkaitan dengan proses mendata luka-luka
jiwa dengan satu metode “stepping stone”. Lalu saya tutup dengan sebuah contoh
meditasi peristiwa, meditasi menyembuhkan luka jiwa. Berproses dengan “stepping
stone” itu bisa menghasilkan banyak sekali daftar luka jiwa.
Jujur saya katakan, bahwa saya tidak tahu persis ada berapa macam
luka jiwa. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda, dan dalam
perjalanannya memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Sama halnya dengan
penyakit raga, setiap daerah memiliki jenis yang berbedam yang khas, yang tidak
dijumpai di daerah yang berbeda.
Meski demikian, belajar dari pengalaman banyak orang, belajar dari
berbagai proses yang boleh dilalui banyak orang, saya bisa menyebutkan beberapa
jenis luka jiwa. Bahkan di kemudian masa ada yang menggugat bahwa itu bukanlah
sebuah luka jiwa, itu hal yang berbeda. Dan setiap orang berhak mengemukakan
pendapat sesuai dengan pengalaman dan pemahaman. Bahkan perbedaan semacam itu
akan sangat memperkaya.
Saya mencoba melihat daftar luka jiwa yang masih tersisa, atau yang
pernah ada, hanya untuk dijadikan daftar. Luka jiwa itu ada yang sudah lama
berkarat namun ada juga yang masih segar diingat. Luka jiwa itu bukan sekadar
hasil masa kecil yang kurang bahagia, waktu di kandungan mama kurang cinta.
Bukan hanya itu. Harapan yang melambung tinggi dan akhirnya terhempas jatuh di
kerasnya bebatuan akan meninggalkan bukan hanya luka jiwa, tetapi juga luka
raga yang akan sangat lama bisa pulih seperti sedia kala.
Saya mencatat di sini beberapa
luka jiwa yang mungkin oleh sebagian orang tidak dikategorikan dalam
kelompok luka jiwa. Misalnya kebiasaan untuk selalu berkata ‘tidak’ terhadap
sebuah tawaran atau anjuran. Prinsipnya berkata “tidak’, meskipun pada akhirnya
akan berkata, “ya”. Tetapi spontanitas berkata “tidak” menandakan ada sesuatu
yang tersembunyi di dalam sana, yang mesti disembuhkan.
Contoh yang lain adalah kecanduan pornografi. Bagi saya pribadi, ini
adalah luka jiwa yang cukup serius. Proses seseorang menjadi kecanduan adalah
proses yang panjang yang mungkin pada awalnya kurang terperhatikan. Mereka yang
terkena luka ini bisa jadi dari kalangan berpendidikan tinggi, mereka yang
terpandang secara kemasyarakatan, dll. Bahkan pasangan yang kelihatan harmonis
juga bisa terkena luka ini. Dan jika tidak disadari dan disembuhkan akan
meruntuhkan mahligai yang telah dibangun bersama.
Luka-luka yang lain misalnya: rasa takut, rasa rendah diri dan malu
berlebih, sulit memaafkan, selalu khawatir, kesombongan dan tinggi hati, rasa
tidak berdaya, selalu merasa terancam bahaya, selalu merasa diserang roh-roh, dan
masih banyak lagi. Setiap luka jiwa memiliki akarnya. Dan dai akan berkembang
dan bertumbuh jika mendapatkan siraman pupuk yang sesuai.
Mungkin Anda yang membaca catatan ini tidak memiliki satupun dari
apa yang saya contohkan ini, tetapi memiliki yang lain. Atau memang Anda tidak
memiliki luka jiwa, tetapi tahu ada luka jiwa yang membahayakan dan tidak saya
sebutkan di sini, Anda bisa berbagi di kolom komentar. Tentu saja kalau Anda
berkenan.
Oh iya, dalam kesempatan ini saya hanya menyebutkan jenis-jenisnya
saja. Mengapa jenis itu saya kategorikan luka jiwa, apa kriterianya, dan
lain-lainnya tidak akan saya bahas di sini. Nanti ketika memasuki tahap
menyembuhkan luka-luka jiwa, saya akan berusaha memberi penjelasan satu persatu.
Dengan begitu akan lebih mendalam dan mengena. Kali ini begini saja.
Sebagai penutup saya ingin menekankan bahwa bukan tujuan dari
catatan ini untuk mengorek-orek apa yang tidak ada. Karena saya percaya
sepenuhnya bahwa luka jiwa itu akan “menampakkan” diri dengan gamblang pada
saat kita memulai hidup bersih dan hidup sehat. Kita bisa menganggapnya biasa
atau menjadi takut karenanya.
Pilihan juga bisa jatuh pada sikap membiarkan dan melupakan seolah
semuanya tidak ada dan melanjutkan hidup seperti biasa. Itu juga tidak apa-apa.
Tidak salah sama sekali. Setiap pilihan membawa konsekuensi yang harus
diterima. Entah memilih hidup sehat atau biarlah begitu saja, toh begitu saja
sudah bisa hidup dan ‘bahagia’.
Selamat pagi jiwa-jiwa yang penuh semangat, jangan pernah lupa untuk
bahagia, dengan cara Anda. Setiap peristiwa memiliki pesan bahagia, jangan lupa
menemukannya.
Cheersss…
Comments