Ibu si Bunga Kecil (2) - Masa Muda
Zélie Guérin, demikianlah dia dikenal. Lahir pada 23 Desember 1831 di dekat Alençon di kota Gaudelain, Perancis. Ayahnya seorang veteran tentara. Bayi kecil ini dibaptis satu hari sesudah dilahirkan, atau pada malam Natal di Gereja lokal di mana mereka tinggal. Dia mendapat nama baptis Marie Azelia. Namun dia selalu dikenal sebagai Zélie.
Ibunya adalah seorang yang beriman teguh. namun demikian ada juga sifat kerasnya dalam mendidik. Bahkan sedikit kurang memahami karakter anaknya. Hal itu terungkap dalam surat yang pernah dia tulis, "masa kecilku sedikit buruk, seperti selembar kertas yang terhempas angin." Hal ini bisa diperjelas dengan beberapa contoh, misalnya semasa kecil Zélie tidak pernah diberi boneka, bahkan boneka yang paling kecil sekalipun. Dia kerap menderita pusing karenanya dan banyak penderitaan yang lain.
Bersama dengan kakak perempuannya, yang kemudian menjadi suster Visitasi - Sr. Marie Dosithée, Zélie menjadi murid di sekolah Adorasi Abadi yang dikelola oleh suster-suster Hati Kudus dari Picpus. Dia kemudian bertumbuh menjadi seorang siswi yang sangat baik dan berkembang dalam kesalehan serta hidup religius yang kuat.
Seperti halnya saudarinya, Zélie pada mulanya ingin menyerahkan seluruh hidupnya pada Tuhan. Dia ingin masuk suster dari St. Vincent de Paul. Tetapi suster pimpinan memintanya untuk mengurungkan niatnya. Mungkin karena alasan kesehatan. Hal itu sungguh memukul jiwanya. Maka dia menulis sebuah doa seperti ini.
Ya Tuhanku, karena aku tidak pantas menjadi mempelai-Mu seperti saudariku, maka aku ingin masuk ke dalam hidup pernikahan untuk melaksanakan kehendak-Mu. Aku berjanji pada-Mu, biarkan aku memiliki anak yang banyak, dan biarlah semuanya aku pesembahkan kepada-Mu ya Tuhanku.
Janji itu juga diungkapkan kepada Bunda Maria. Kemudian dia menyelesaikan sekolah. Bahkan dia juga sempat mengambil sekolah kejuruan, hal ini untuk menunjang kemapuan bisnisnya. Pada tahun 1853 dia memulai usahanya sendiri. Menurut penuturan kakak Theresia yang paling tua, ibunya adalah seorang pebisnis yang cekatan. Sepertinya memiliki tenaga yang tidak habis-habis. Dan itu membuatnya sangat sukses dan terkenal.
Ada yang menganjurkan agar ia pindah ke Paris. Alasannya jelas, di sana dia bisa mengembangkan bisnis lebih besar, dan bisa memperoleh suami dari kalangan atas. Dia menolak saran tersebut. Baginya kesuksesan bisnis bukanlah yang utama. Kemegahan dunia tidak menarik baginya. Surgalah yang lebih menarik bagi Zélie muda.
Suatu hari, tepatnya kurang tahu, Zélie melintasi jembatan St. Leonard di Alençon. Pada saat yang bersamaan, di ujung jembatan juga melintas seorang pemuda. Dia tidak mengenal siapa pemuda tersebut. Tetapi seperti ada desir suara yang membisik di dalam hatinya. "Itulah pemuda yang aku persiapkan untukmu."
Pada 13 Juli 1858 Zélie menikah dengan Louis Martin. Ayahnya juga seorang veteran tentara. Kemudian mereka tinggal di rumah mereka di Pont Neuf, Alençon. Di situ Louis Martin membuka toko permata. Saat itu Zélie berusia 27 tahun dan Louis Martin 36 tahun.
bersambung
Comments