Pembangkitan LAZARUS : drama tiga babak
Lukisan karya Giotto de Bondone |
Sahabat, bacaan Injil pada hari Minggu Pra Paskah V ini kembali menampilkan sebuah drama. Drama ini sangat penting maknanya untuk memahami kebangkitan Yesus yang akan kita rayakan pada hari Paskah. baiklah, agar "drama" ini sungguh bisa diikuti, mari kita simak mulai dari awal.
STARING
Yesus
Jelas bahwa Yesus adalah tokoh utama dalam seluruh kisah keselamatan. Memahami Kitab Suci dengan mengesampingkan Yesus adalah omong kosong. Yesuslah pemeran utama seluruh rencana keselamatan Allah.
Pada kisah drama pembangkitan Lazarus ini, ketokohan Yesus mencapai saat-saat yang kritis. Artinya, konflik-konflik yang terbangun antara diri-Nya dan orang-orang yang membenci-Nya sudah semakin meruncing. Beberapa kali Dia hendak dilempari batu.
Berbeda dengan banyak kisah yang lain, pada bagian ini Yesus nampak mengeksresikan emosinya. Dia terharu dan bahkan menangis. Juga nyata sekali relasi kedekatan antara Yesus dan keluarga di Bethania tersebut.
Lazarus
Di dalam drama kali ini, yang judulnya diambil dari namanya, LAZARUS adalah pemeran pembantu pemeran utama. Menarik, pemeran pembantu pemeran utama. Artinya, meskipun namanya dipakai sebagai judul drama, dia bukanlah tokoh utama. Dia hanya tokoh pembantu saja. Bahkan kehadirannya secara nyata hanya terjadi pada akhir cerita. Dia juga tidak menyampaikan sesuatu.
Satu hal yang menarik dari kisah ini adalah, Lazarus dikatakan sudah membusuk. Dia bukan saja sudah mati, tetapi sudah membusuk. Hal yang menarik dan patut dicatat adalah, Lazarus yang sudah mati dan membusuk saja masih bisa mendengarkan perintah Yesus, mengapa banyak orang-orang yang sehat tidak mampu mendengarkan Yesus? Hal ini sebuah sindiran yang sangat tajam.
Maria dan Martha
Maria dan Martha adalah dua orang. Meski demikian keduanya tidak bisa dipisahkan. Mereka selalu melengkapi. Penampilan mereka selalu menampilkan dua sisi yang berbeda. Sekali lagi, kehadiran keduanya seperti dua mata dari sekeping mata uang. Keduanya tidak terpisahkan.
Martha selalu tampil aktif. Kali ini keaktifan martha nampak ketika dia mendatangi Yesus yang menurut kabar sedang 'mendekat' ke kediaman mereka. Namun hal yang sangat menonjol dalam peran Martha kali ini adalah ungkapan imannya. Martha memercayai akan adanya kebangkitan dan memercayai Yesus sebagai Mesias. Hal ini sangat penting.
Maria selalu ditampikan lebih 'pendiam'. Maria selalu ditampilkan sebagai pendengar Sabda Allah. Dia setia duduk bersimpuh di kaki Yesus. Pada kisah sekarangpun kejadiannya masih sama. Ketika berjumpa dengan Yesus, Maria langsung bersungkur di kaki Yesus. Dia juga memiliki iman yang besar akan Yesus, akan kuasa-Nya.
Iman Martha dilengkapi dengan "body language" Maria. Pernyataan iman Martha disempurnakan oleh bahsa tubuh Maria, sujud di kakai Yesus. Dua karakter ini sungguh diperlukan dan dibutuhkan. Dua contoh penting bagaimana mengimani Yesus. Memiliki pemahaman yang baik seperti Martha, sekaligus memiliki sikap iman yang jelas seperti Maria.
Para Murid
Para murid, meski selalu berada di sekitar Yesus, perannya adalah figuran. Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang masih belum memahami apa yang dirasakan dan dialami oleh guru mereka. Pernyataan dari Thomas mencerminkan pemikiran mereka.
Para murid ini juga menjadi cermin kebanyakan umat. Rasa takut, khawatir, marah; adalah manusiawi. Para murid yang sehari-hari bergaul dengan Yesus masih memiliki ketakutan dan kekhawatiran akan nasib mereka, akan bahaya yang siap menghadang, akan pengalaman masa lalu yang buruk.
Hal tersebut hampir sama dengan apa yang dialami oleh umat. Meski sudah sekian lama percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, mengimani-Nya, beribadah kepada-Nya, tidak sedikit umat yang masih bergelut dengan ketakutan dan kekhawatiran hidup. Banyak pengalaman masa lalu yang terus dibawa dan menghantui.
Orang banyak
Orang banyak di sini adalah masa yang mengambang. Mereka juga figuran. Satu bagian yang patut dicatat adalah, mereka ini menunjukkan kepercayaan kepada Yesus. Hal itu terjadi setelah Yesus membangkitkan Lazarus. Mereka membutuhkan tanda untuk percaya. Hampir sama dengan kebanyakan umat yang juga membutuhkan tanda untuk percaya.
SETTING
Lokasi drama ini ada tiga tempat.
Pertama di pinggir sungai Yordan di dekat Yerusalem.
Kedua, di pinggir kampung Betania.
Ketiga, di dekat makam di mana Lazarus dimakamkan.
PLOT
Pertama, Yesus dan para murid berada di pinggir sungai Yordan. Mereka menyingkir ke sana karena sebelumnya mereka hampir dilempari batu. Pada waktu itu ada kabar bahwa Lazarus, adik dari Martha dan Maria sedang sakit keras. Yesus sangat mengasihi orang yang sangat sakit keras ini. Kemudian Yesus juga mendengar kabar bahwa sahabatnya itu telah meninggal.
Meski demikian Yesus memutuskan untuk tidak datang 'melayat'. Pengalaman beberapa hari yang lalu di daerah Yudea, membuat Yesus menunda niat ke sana. Tetapi sebenarnya ada niat yang lebih besar lagi.
Kemudian cerita beralih, Yesus memutuskan untuk melayat. Keputusan ini mendapat tentangan dari para murid. Mereka kurang setuju. Alasannya sangat jelas, yaitu pengalaman buruk beberapa hari yang lalu. Meski demikian Yesus tetap 'ngotot'.
Kengototan Yesus disambut respon negatif. Bahkan ada yang berkomentar, "marilah kita pergi juga untuk amti bersama Dia." Situasi pada saat itu sangat menegangkan.
Kemudian cerita bergulir ke rumah duka. Maria dan Martha sedang berkabung. Ada bisik-bisik yang berkembang bahwa sahabata mereka, Yesus sedang menuju ke rumah mereka. Mendengar kabar itu, Martha segera berlari menemui Yesus. Dia mengungkapkan kepercayaannya bahwa seandainya Yesus berada di sana, niscaya adiknya itu tidak akan mati.
Lalu Martha memberitahu Maria bahwa Yesus sedang ada di luar kampung. Maria segera berlari menjumpai Yesus. Sesampai di sana dia menyungkurkan dirinya di kaki Yesus, kemudian juga mengungkapkan imannya, bahwa seandaianya Yesus berada di sana, saudaranya tidak akan mati. Emosi yang terbangun di sini sangat kuat. Bahkan diceritakan Yesus sampai menangis.
Lalu cerita beralih ke kuburan. Terjadi dialog antara Yesus dengan Martha. Martha menceritakan bahwa mayat yang sudah berusia 4 hari sudah membusuk, maka ada bahaya kalau batu penutuo kubur dibuka. Tetapi Yesus tetap meminta agar batu penutup kubur dibuka. Kemudian Yesus memerintahkan Lazarus keluar. Orang yang sudah mati itupun berjalan keluar.
Pada bagian akhir diceritakan bahwa orang-orang yang berkumpul di sana percaya kepada Yesus.
PENULIS NASKAH : YOHANES
PESAN
Pesan drama ini sebaiknya kita ungkap setelah kita menikmati cerita dramanya itu sendiri. Berikut ini adalah cerita lengkap dari drama pembangkitan Lazarus.
TEKS DRAMA TIGA BABAK : LAZARUS DIBANGKITKAN
Bagian pertama : Kabar kematian Lazarus
Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."
Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengarNya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-muridNya: "Mari kita kembali lagi ke Yudea."
Murid-murid itu berkata kepadaNya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?"
Jawab Yesus: "Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya." Demikianlah perkataanNya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: "Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya."
Maka kata murid-murid itu kepadaNya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh."
Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: "Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya."
Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: "Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia."
Bagian kedua : Yesus berjumpa dengan Martha dan Maria
Maka ketika Yesus tiba, didapatiNya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkanNya. Tetapi Maria tinggal di rumah.
Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepadaMu segala sesuatu yang Engkau minta kepadaNya."
Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit."
Kata Marta kepadaNya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."
Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepadaKu, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"
Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau."
Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia.
Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
Bagian ketiga : Yesus membangkitkan Lazarus
Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kakiNya dan berkata kepadaNya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hatiNya. Ia sangat terharu dan berkata: "Di manakah dia kamu baringkan?"
Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
Maka menangislah Yesus.
Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasihNya kepadanya!" Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?"
Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus: "Angkat batu itu!"
Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepadaNya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?" Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi." Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepadaNya.
PESAN
Anda bisa menarik pesan untuk Anda sendiri. Tetapi inilah kesan saya setelah menikmati drama yang indah ini.
- Yohanes menulis "7 drama" mukjizat dalam Injilnya. Hal ini berbeda dengan tiga penulis Injil yang lain yang memuat begitu banyak kisah mengenai mukjizat. Ketujuh mukjizat itu adalah : Pertama, mengubah air menjadi anggur (2:1-12), kedua, menyembuhkan anak pegawai istana (4:46-54), ketiga, menyembuhkan orang yang lumpuh (5:1-18), keempat, penggandaan roti (6:1-15), kelima, Yesus berjalan di atas air (6:16-21), keenam, penyembuhan orang buta (9:1-40), ketujuh, pembangkitan Lazarus, kisah yang sedang kita bahas ini.
- Ketujuh mukjizat yang digamabrkan oleh Yohanes akhirnya mencapai puncak pada kebangkitan Yesus sendiri. Kisah pembangkitan Lazarus ditempatkan pada bagian akhir. Angka tujuh juga memiliki makna yang baik, bahwa orang Yahudi memahami angka 7 sebagai angka sempurna.
- Tokoh Lazarus menjadi sangat menarik bagi saya. Tokoh 'mati' dan 'membusuk' ini mampu mendengarkan perintah Yesus. Saya langsung merasa tertohok bahwa orang mati dan membusuk saja mau mendnegarkan Yesus, kok saya yang sehat kerap tidak mau mendengarkan Yesus.
- Maria dan Martha, dua karakter yang harus dimiliki oleh semua orang beriman. Pertama memiliki pemahaman iman yang benar. Kedua berani mengungkapkan iman dalam tindakan nyata, dalam kehidupan sehari-hari.
- Singkirkan batu itu. Yesus meminta agar batu yang menutuo kubur Lazarus disingkirkan. Ternyata ada batu yang menutup mata, telinga dan hatiku sehingga tidak mampu melihat dan mendengar Sabda Yesus. Batu itu harus disingkirkan agar aku juga mampu mendengar Sabda Yesus. Mungkin aku membutuhkan orang lain untuk menyingkirkan batu itu, tetapi aku sendiri harus memiliki kemauan untuk menyingkirkan batu tersebut. Jika batu itu tersingkir, niscaya akan ada kehidupan.
Hong Kong, 6 April 2014, 01:40 am
Comments