Permainan CREDO


Permainan CREDO, itulah salah satu selingan dalam khotbah paskah ekumene pada tgl 27 April kemarin.
Credo berarti "aku percaya". 
Pertama-tama Romo Budi menutup mata saya dengan penutup mata. Kemudian beliau memberi aba-aba yg harus saya ikuti. Aba-abanya adalah siap - jatuh. Ketika saya selesai mengucapkan kata jatuh, maka saya menjatuhkan diri ke belakang. 
Sebelum memberi instruksi untuk jatuh, Romo Budi mengatakan bahwa ia akan menopang saya, maka saya tidak perlu takut. Maka saya pun tidak takut untuk menjatuhkan diri.
Adegan ini diulang dua kali. Yg kedua kalinya, posisi Romo Budi agak jauh. Hal ini saya rasakan karena pada saat saya menjatuhkan diri, rasanya agak lama baru ditopang.

Takut?
Saya tidak takut pada saat menjatuhkan diri, meskipun sempat 'ndredeg'. Ada dua alasan mengapa saya tidak takut.
Pertama, saya percaya bahwa Romo Budi akan menopang saya. Saya mengenal beliau dengan baik, maka saya percaya penuh kepadanya. Saya juga percaya bahwa dia akan sanggup menopang saya karena beliau cukup kuat.
Kedua, saya mendengarkan aba-aba yang beliau ucapkan, sehingga terjalin kerja sama di antara kami. Seandainya saya tidak mendengarkan aba-aba yang beliau sampaikan, saya bisa jatuh terjerembab karena beliau tidak siap menangkap.

CREDO
Permainan yang kami mainkan itu sederhana saja, tetapi artinya cukup dalam. Permainan ini mengambil inspirasi dari kisah Thomas yang tidak percaya bahwa Yesus bangkit, sampai kemudian dia mencucukkan jarinya ke bekas luka Yesus. Kemudian di akhir Injil ada pesan, berbahagialah mereka yang percaya meskipun tidak melihat.
Dalam permainan tersebut saya tidak bisa melihat apakah Romo Budi benar-benar akan menopang saya atau tidak, tetapi saya percaya. Kedua, saya memang tidak melihat namun saya mendengar. Dari apa yang saya dengar saya tahu bahwa ada seseorang di belakang saya, dan jaraknya cukup dekat.
Demikian juga dengan Tuhan, kepercayaan bahwa Tuhan ada di belakang kita dan akan menopang kita kalau kita terjatuh itu sangat penting. Ketidak percayaan hanya akan membuat kita semakin takut dan bahkan bisa celaka. Meskipun kita tidak bisa melihat, kita bisa mendengar kehadiran Tuhan. Dari peristiwa sehari-hari yang sederhana kita bisa mendengar kehadiran Tuhan.

Hong Kong, 2 Mei 2014

Comments

Unknown said…
makasih mo renungaan nya
Nduk imut said…
indah sekali romo sungguh berbahagialah orang yg tidak melihat namun percaya karena tidak perlu merasa kwatir ,,,,,,

Popular Posts