Hari-hari tanpa Tuhan
Kemarin saya dibuat termangu oleh sebuah poster. Poster sederhana yang menggambarkan hari-hari jika Tuhan tidak menyertai. Sekilas seperti guyonan belaka, tetapi itu nyata. Saya mencoba merenungkan dan mencatat di sini, apa jadinya kalau hari-hari kita berlalu tanpa menyertakan Tuhan. Sebelumnya terimakasih kepada pencipta poster.
Sunday, Minggu
Hari Minggu dalam bahasa Inggris adalah SUNDAY. Artinya hari yang penuh sinar, ada kehangatan, ada kegembiraan. Lihatlah kalau matahari hilang, semua redup dan layu. Semua sedih fan menggigil kedinginan. Maka kalau hari Minggu dilalui tanpa kehadiran Tuhan, maka SUNDAY akan berubah menjadi SINDAY. Hari-hari penuh dosa. Aduh, janganlah ya. Mengerikan banget.
Monday, Senin
Senin adalah saat memulai pekan yang baru. Harusnya dengan semangat baru, yang didapat dari liburan. Memang kerap kali yang ada adalah capek dan berat. Bahkan sampai ada ungkapan, 'I hate monday.' Hari Senin kerap dibenci karena terasa lebih berat. Apalagi jika hari Senin dilalui tanpa Tuhan. Dia bukan hanya tetasa berat, tetapi juga menyedihkan. Monday akan berubah menjadi MOURNDAY. Apa kita mau bersedih sepanjang hari? Pasti nggak dong. Maka bawalah Tuhan, agar hari itu tetap menyenangkan.
Tuesday, Selasa
Setelah berhasil melewati hari Senin dengan gagah berani, saatnya melangkah ke hari Selasa. Biasanya lebih ringan. Meski ada banyak pekerjaan, semuanya bisa dilakukan dengan baik. Namun tak jarang, beratnya hari Senin masih menyisakan imbas untuk hari Selasa. Alhasil, Selasa menjadi hari yang lebih berat dan menekan. Apalagi kalau Tuhan tidak menyertai. Tuesday akan berubah menjadi TEARSDAY, hari penuh air mata. Alamakkkk.... Jangan sampai deh. Makanya jangan pernah melupakan Tuhan, meski hanya sekejap.
Wednesday, Rabu
Rabu biasanya menjadi hari yang cukup menyenangkan dalam bekerja. Tengah pekan, banyak hiburan dan waktu luang. Ritme yang terbangun mulai dari hari Senin membuat pekerjaan di hari Rabu terasa lebih ringan. Namun ada bahaya bahwa kita terlena dan keenakan. Tenaga yang prima dan waktu yang ada tidak bisa kita gunakan dengan baik. Apalagi kalau kita terlalu sibuk dengan hal-hal lain. Akhirnya yang penting malah terbengkelai. Sehingga Wednesday berubah menjadi WASTEDAY. Apa kita mau hari-hari kita berlalu tak berguna?
Thursday, Kamis
Seperti halnya hari Rabu, hari Kamis biasanya memiliki banyak waktu. Tenaga juga banyak bahkan tak jarang bisa menggebu dalam bekerja. Terkadang juga ada pekerjaan sampingan yang dikerjakan juga. Maka hari yang seharusnya menyenangkan kerap berakhir dengan kelelahan. Terlebih jika Tuhan tidak kita libatkan. Thursday berubah menjadi THIRSDAY, hari-hari penuh kehuusan karena kelelahan. Wahhh, pasti tidak nyaman sama sekali.
Friday, Jumat
Di banyak tempat, Jumat adalah hari terakhir bekerja. Maka hari itu biasanya banyak suka cita. Bahkan ada ungkapan, TGIF. Thanks God, It's Friday. Terimakasih Tuhan ini Jumat. Setelah bekerja sepekan, akhirnya datang juga hari terakhir. Harapan menikmati akhir pekan sudah terbayang. Tetapi kegembiraan itu bisa tinggal kenangan kalau kita salah mengelola waktu. Senyumanpun bisa jadi tidak akan menghiasi bibir. Bahkan hari Jumat akan menjadi keramat. Friday akan berubah menjadi FIGHTDAY, hari pergulatan. Kalau sudah begini, akhir pekan pasti tidak akan menyenangkan lagi.
Saturday, Sabtu
Bagi banyak orang, Sabtu sudah menjadi hari libur. Hari menikmati kegembiraan bersama keluarga. Mereka biasa mengisinya dengan piknik bersama atau bersih-bersih rumah, atau apa saja. Intinya mengisi hati itu dengan sesuatu yang membangun, yang menyehatkan. Tetapi semuanya itu bisa berantakan kalau kita salah mengisi hari demi hari. Apalagi kalau Tuhan tidak terlibat setiap hari. Saturday akan berubah menjadi SHATTERDAY. Hari penuh kehancuran. Wahhh mengerikan sekali. Maka jangan pernah meninggalkan Tuhan setiap hati.
KESIMPULAN
Jika hari-hari kita lalui tanpa Tuhan, semuanya akan menjadi runyam. Semua berakhir dengan berantakan. Tanpa Tuhan dosa akan mudah datang. Kesedihan akan selalu mengintai sehingga semuanya menjadi sia-sia. Terbuang begitu saja. Apa yang yang sehatusnya menyenangkan menjadi berat dan harus dilalui dengan pergulatan.
Satu pekan (WEEK) yang seharusnya menjadi sarana mendapat berkat Tuhan, bisa berubah karena kita melupakan TUHAN. Bahkan yang ada adalah WEAK, lemah. Tanpa Tuhan semua tak berdaya. Maka, jangan pernah meninggalkan Tuhan dalam hari-harimu, bahkan kalau itu hanya sekejap.
Tidak meninggalkan Tuhan itu berarti terus memegang perintah-Nya. Perintah-Nya sederhana dan menurut Yesus, tidak akan berubah. Yaitu mencintai Tuhan dengan segenap hati dan budi, dengan senap tenaga dan daya. Serta mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jika hari-hari yang kita lalui, kita jalani dengan terus memegang perintah Tuhan ini, niscaya hari-hari kita akan menyenangkan.
Hong Kong, 25 Maret 2014, 11:11 pm
Comments