Peringatan badai

Masih seputar badai yang melanda Hong Kong. Pemgalaman badai yang begitu besar yang terjadi pada Minggu malam, adalah yang pertama selama saya tinggal di Hong Kong. Sedangkan mengalami hail atau fenomena hujan es bukanlah yang pertama. Dulu, di tempat tugas saya yang lama, saya beberapa kali mengalami hal seperti ini. Bukan soal fenomena bencana ini yang hendak saya ceritakan, tetapi mengenai peringatannya.

Saya aplikasi HK Weather, saya selalu mendapat pemberitahuan akan adanya badai. Awalnya, saya mengunduh aplikasi ini untuk mengetahui prakiraan cuaca saja, ternyata saya mendapatkan juga pemberitahuan atau peringatan-peringatan. Belajar dari peristiwa pada akhir pekan yang lalu, peringatan-peringatan itu sangat membantu. Contohnya, pada hari Sabtu saya mendapat pemberitahuan bahwa antara pukul 10-12 pagi akan ada hujan badai dalam skala 'red'. Pada hari Minggu malam peringatan itu muncul kembali. Dan dalam selisih 30 menit peringatan itu berubah menjadi hujan badai dalam sekala 'black'. Kemudian pada hari Senin pagi ada peringatan akan ada hujan badai dalam skala 'amber'.

Awalnya saya tidak mengerti apa maksudnya. Setelah saya perhatikan dengan teliti, rupanya ada tingkat-tingkat keparahan badai. Hujan badai dalam skala 'amber', yang terjadi adalah hujan deras dengan angin kencang 40km/jam. Sedangkan hujan badai dalam skala 'black' yang terjadi adalah hujan badai dengan angin kencang hingga mencapai kecepatan 100km/jam.

Bagaimana dengan fenomena hujan es atau hail? Itu terjadi karena ada pendinginan suhu di langit secara drastis. Uap air di atas sana berubah menjadi gumpalan es. Ketika es itu jatuh ke bumi sebenarnya sudah mengalami pencairan. Tetapi tidak semua gumpalan es itu mencair, maka terjadilah hujan es.

Ada beberapa sikap yang bisa diambil menyikapi peringatan-peringatan ini. Pertama, mengikuti. Kedua, tidak memedulikan. Contoh, ada dua orang tamu menginap di Maryknoll House. Yang satu orang Amerika yang satu orang Cina. Mereka ingin berjalan-jalan di Hong Kong. Rencananya mereka akan ke Ocean Park dan sekitarnya. Pada waktu sarapan saya memberitahu mereka bahwa pagi itu akan ada badai, meskipun hanya dalam skala 'amber'. Kalau mau pergilan setelah bafai, setelah jam 10 pagi. Rupanya mereka tidak percaya karena udara pagi, sekitar jam 8 masih cerah. Benar saja, ketika mereka baru saja pergi bafai datang. Sehingga mereka harus berbasah-basah.

Kisah serupa terjadi di mana-mana, bahkan juga terjadi di dalam kitab Suci. Ada sesorang lumpuh. Selama 30 tahun dia menunggu kesempatan untuk disembuhkan. Akhirnya dia berjumpa dengan Yesus. Setelah disembuhkan Yesus mengatakan, "pergilah dan jangan berbuat dosa lagi." Peringatan Yesus ini tidak diindahkan. Dia malah pergi menceritakan apa yang dia alami kepada orang-orang yang membenci Yesus. Akibatnya Yesus mengalami kesulitan.

Mungkin kita akan mengatakan, mengapa orang ini berbuat demikian? Mengapa ia tidak menunjukkan sikap yang baik sebagai ucapan terimakasih? Mengapa dia malah menyulitkan Yesus. Dan mungkin masih ada banyak pertanyaan lain. Saya tidak akan memperpanjang, malahan saya akan memakai peristiwa ini untuk melihat diri saya sendiri.

Dalam hidup sehari-hari saya tidak lebih baik dari orang lumpuh itu. Saya menerima banyak pertolongan dari orang lain. Kerapkali saya kurang berterimakasih dengan pertolongan-pertolongan itu. Saya masih bersikap seolah-olah semuanya terjadi karena saya, karema kehebatan saya. Saya juga menerima banyak nasihat dan peringatan-peringatan. Tidak semua saya turuti, karena saya merasa lebih mengenal diri saya, lebih tahu apa yang saya lakukan. Akibatnya, saya kerap terjatuh dan mengalami banyak kesulitan. Saya kurang rendah hati untuk mendengarkan dan belajar dari nasihat orang lain. Saya lupa bahwa terkadang orang lain dipakai oleh Tuhan untuk menasehati saya.

Hal yang lebih buruk dari sikap tidak mengindahkan nasehat adalah, setelah mengalami kesulitan saya masih menyusahkan dia yang menasehati saya. Tentu dia akan sewot sekali. Nasehatnya tidak digubris tetapi setelah mengalami kesulitan, masih juga merepotkan dia. Hal ini kerap saya alami. Dan hari ini saya merasa sebuah palu mengetok kepala saya. Saya dipaksa untuk sadar dan melihat lebih cermat. Jangan terlalu menyombongkan diri. Bahwa saya bukan siapa-siapa untuk tidak mendengarkan. 

Hong Kong 1 April 2014, 06:00am
Selamat ulang tahun Kota Malang...



Comments

Feiby Sumolang said…
Sangat menguatkan Romo . .Makasih selalu berbagi renungan .Jbu

Popular Posts