Khawatir? Hmmm...., enggak lah!

Sahabat, akhir-akhir ini saya suka menonton tayangan mengenai Ahok di Youtube. Tahu Ahok khan? Bapak Basuki Tjahaya Purnama, wakil gubernur DKI Jakarta. Dalam berbagai kesempatan beliau berkata soal tidak takut mati.
Baginya mati muda adalah sebuah keuntungan, apalagi mati dalam menjalankan tugas, mati dalam menegakkan kebenaran. Dan dia tidak khawatir sedikitpun akan berbagai ancaman yang mengintainya. Baginya, kekhawatiran tidak menambah sedetikpun usia menusia.
Kalau memang saatnya Bapa memanggil, ya pulang saja, kalau saatnya belum ya belum. Itu prinsip yang beliau pegang.
Khawatir adalah sifat mendasar manusia. Orangtua khawatir anaknya tidak mendapat sekolah yang baik. Kalau anak sudah beranjak besar, khawatir juga terjangkit pergaulan yang salah. Kalau sudah tamat sekolah, khawatir juga tidak dapat pekerjaan. Kalau sudah dapat pekerjaan, khawatir juga tidak dapat jodoh. Kalau dapat jodoh, khawatir juga tidak dapat anak. Kemudan khawatir, anak-anak akan melupakan, tidak akan mengurus, dst. Kalau mau mencatat semua, mungkin akan ada ribuan deret kasus kekhawatiran.
Yesus mengajar bahwa kita tidak perlu khawatir akan hari esok. Akan apa yang akan kita makan, akan apa yang akan kita kenakan, dst. Yesus memberi gambaran burung di udara yang tidak menanam, bunga bakung yang tidak memintal. Mereka tidak perlu khawatir karena Allah mencukupkan. Bagaimana dengan kita?
Kalau kita tidak bekerja, kita tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan. Kalau kita hanya berdiam diri saja dan menunggu Allah mengirim makanan, itu juga kebodohan terbesar. Lantas ama makna Yesus mengatakan jangan khawatir?
Tidak khawatir bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Tidak khawatir berarti bekerja sepenuh hati, namun tidak perlu risau dengan apa yang akan terjadi, dengan hasil yang bisa muncul nanti. Yang penting kita melakukan sebaik mungkin yang bisa kita lakukan, selebihnya Tuhan akan menggenapkan. Hasilnya luar biasa.
Jika kita senantiasa khawatir dengan apa yang kita buat dan lakukan, kita hanya akan terjerat di sana. Kita tidak memberi ruang bagi Allh untuk melakukan karya besar. Kita melakukan yang menajdi tugas kita, allah melakukan selebihnya.
Jangan khawatir karena kita tidak bekerja sendirian. Jangan khawatir akan anak-anak, karena dia adalah anak-anak Allah, kalau kita mendidiknya seturut kehendak Allah. Pada saatnya Allah akan mendidik dia sendiri.
Jangan khawatir akan pekerjaan. Kalau kita mau membuka hati, Allah menyediakan banyak pekerjaan. Biasanya kita hanya menghendaki pa yang kita nginkan, bukan apa yang benar-benar kita butuhkan. Tuhan menyediakan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Karena keinginan kita tak terbatas, kerap emlampaui batas.
Semoga hari ini kita diteguhkan untuk tidak khawatir. Allah menyediakan segalanya, asal kita mau bekerjasama dengan Dia. Kalau kita hanya mengandalkan diri kita, kehebatan kita, kita pantas khawatir, karena Allah tidak akan ikut campur.

Hong Kong, 2 Maret 2014; 10:22

Comments

Popular Posts