Ditolak

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih frater muda, saya mendapat kesempatan untuk tinggal di sebuah paroki. Orang menyebutnya bertahun pastoral. Pastor paroki yang mendampingi saya waktu itu banyak berkisah mengenai perjalanan panggilannya dan hal-hal menarik, entah pahit entah manis yang selalu dia ingat.
Salah satu kisah yang beliau bagikan adalah pengalaman ditolak. Beliau ditolak oleh umat yang dia layani, bahkan sejak sebelum masuk ke paroki. Ceritanya begini, beliau dipindah dari paroki A menuju paroki B. Nah ketika umat paroki B mendengar bahwa pastor ini akan dipindah ke sana, mereka segera mengirim utusan untuk menemui bapak Uskup. Mereka menyampaikan keberatannya atas pastor tersebut.
Hal yang buruk adalah, kisah penolakan itu oleh uskup disampaikan. Entah apa tujuannya saya tidak tahu. Pastor tersebut juga tidak pernah menjelaskan. Ternyata peristiwa itu bukan satu-satunya. Ada peristiwa serupa, terjadi di paroki sebelumnya. Sebagai pastor paroki, dia berusaha menyambut umat yang datang. Dia berusaha ramah. Tetapi apa yang terjadi pada saat perpisahan? Wakilmumat mengatakan bahwa mereka takut. Pastornya selalu menunggu di depan pintu gereja seperti sedang mengabsen.
Hal itu berimbas di paroki lain yang kemudian dia layani. Pastor ini tidak pernah menyMbut umat di muka gereja. Pastor ini selalu keluar dari kamar menuju ke sakristi 5 menit sebelum ekaristi berlangsung. Rupanya kesan umat yang dia layani di paroki sebelumnya begitu membekas di hati.
Sahabat, kisah ini mengajari saya dua hal. Pertama, ditolak itu sakit. Apalagi kalau kita mengenal orang-orang yang menolak kita. Kedua, niat baik belum tentu bersambut dengan tanggapan baik pula. Niat baik bisa jadi ditanggapi dengan negatif.
Itulah yang dialami oleh Yesus ketik Dia pulang ke kampung-Nya. Pada hari Sabat seperti biasanya Dia pergi ke rumah ibadah. Di sana Dia mulai mengajar. Yang diajarkan adalah hal-hal yang baik. Dia memakai kata-kata yang baik. Tetapi Dia ditolak. Niat baik-Nya tidak diterima. Orang-orang Nazareth merasa mengenal Yesus dan seluruh keluarga-Nya, maka mereka tidak bisa menerima bahwa Yesus menjadi begitu luar biasa.
Bagi kita sendiri, tantangan untuk bisa mengenal Yesus dan mencintai-Nya dengan lebih adalah, "merasa sudah mengenal Yesus dengan baik." Karena sudah merasa mengenal, maka tidak ingin melihat lebih jauh, mendengar lebih lama, dan merasa lebih dalam. Ketika orang berkisah mengenai kebaikan Tuhan, akan dijawab, "ah, itu khan di dalam kitab Suci, dalam hidup sehari-hari sangatlah berbeda". Atau dijawab, "ah sudah tahu, pasti kisahnya begini, begini, dan begini." Tidak ada usaha membuka mata lebih lebar, membuka telinga lebih tajam, dan membuka hati lebih luas. Semua telah ditutup, karena merasa sudah tahu.
Hal berikutnya adalah salah memahami kehendak Allah. Salah memahami rencana Allah dalam hidup. Mengap bisa demikian, karena apa yang terjadi tidak seperti yang kita inginkan. Kita menghendaki Tuhan melakukan ini dan itu, seperti yang kita mau. Tetapi Tuhan tidak mau. Tuhan tetap melaksanakan rencana-Nya. 
Itu yg terjadi pada orang Nazareth, mereka menuntut Yesus melakukan karya-karya hebat seperti yang mereka dengar. Mereka ingin tahu, bukan karena mereka percaya kepada Yesus. Tentu saja Yesus tidak mau. Orang-orang itu menjadi marah. Seperti kita marah kepada Tuhan karena merasa Tuhan tidak mwndengarkan apa yang kita perintahkan kepada-Nya. Tuhan tetap menjalankan rencana-Nya.
Bagaimana dengan kita? Mungkin ada baiknya kalau hari ini kita mencoba membuka mata lebih lebat, membuka telinga lebih tajam, membuka hati lebih luas akan rencana dan kehendak Tuhan. Serta menyiapkan segala daya untuk mengikuti-Nya. "Jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga."

Hong Kong, 4 Februari 2014

Comments

Unknown said…
makasih mo ......

renungan hari membuat saya sadar .....dari hal hal yang terjadi akan dri saya beberapa hari yg lalu ..... ditolak itu sungguh sakit
Ketut Astiti said…
Sip, Mo.....

Saya juga sering ditolak...sakit iya jelas. Tpi untungnya ga bertahan lama rasa sakitnya. Dam meneruskan langkah dengan senyuman...:D...

Heeee... iya...saya sering memaksakan kehendak. :,(...dan sekarang, saya akan.mbiarkan Tuhan sepenuhnya yg mengendalikan dan menngiring saya. Makasih.....Mo..
..^_^...

Popular Posts