Punya waktu nggak?
Sahabat, waktu kita selalu sama. Sehari sama-sama memiliki 24 jam, sejam sama-sama memiliki 60 menit, dan semenit sama-sama memiliki 60 detik. Sedetik bagi kita bisa berbeda, bagi Anda dan bagi saya seditik bisa memiliki makna yang berbeda. Toh tetap saja, waktu kita sama, mungkin apa yang kita berikan untuk mengisi waktu itu bisa berbeda.
Ada yang bisa kelebihan waktu, ada yang selalu kekurangan waktu. Yang hidupnya banyak sekali aktivitas, sudah merancang waktu sedemikian rupa, sehingga setiap detik tidak boleh terlewatkan. Karena sedetik itu begitu berharga. Bagi yang lain, seditik atau sepuluh detik toh sama. Datang dalam suatu acara lebih cepat lima menit atau terlambat lima menit toh nilainya sama. Apakah memang begitu?
Saya ditanya oleh beberapa teman, "Romo, kok renungan hariannya berhenti?" Saya jawab dengan jawaban diplomatis, "ngóh móuh sigan" alias, saya sibuk banget, saya tidak memiliki waktu. Jawaban sangat diplomatis. Kemudian saya renungkan kembali, apa benar saya tidak memiliki waktu, apa benar saya begitu sibuk? Toh waktu saya selama ini juga sama, toh kegiatan saya tidak ada yang istimewa, ya cuman itu-itu saja. Sekolah, mengerjakan pr, makan, tidur. Hanya itu-itu saja.
Waktu dan bagaimana mengisi waktu adalah hal yang istimewa. Hari ini saya sedikit ditegur oleh Santo Yakobus. Dia mengingatkan saya kembali bahwa waktu ini adalah milik Tuhan. Saya hanya meminjam saja. Atau mungkin bukan meminjam, tetapi diberi kesempatan untuk menggunakan waktu ini. Saya tidak bisa mengulang apa yang sudah lewat. Saya juga tidak tahu dengan apa yang terjadi nanti. Yang saya tahu hanya saat ini, saat saya diberi kesempatan untuk mengisi saat ini. Maka saat ini adalah sungguh-sungguh hadiah dari Tuhan. Orang-orang Inggris menyebutnya present time, alias hadiah.
Maka saya bisa mengisi hadiah ini dengan cara saya sendiri. Saya bisa mengisinya dengan penuh syukur, setiap detik saya isi dengan helaan syukur. Saya juga bisa memilih untuk menyesal. Waktu yang ada saya pakai untuk menyesali diri dengan apa yang sudah terjadi, dengan pilihan yang pernah saya ambil dan ternyata salah, maka setiap detik saya isi dengan helaan penyesalan. Atau setiap detik saya isi dengan angan-angan. Nanti bagaimana, nanti mau apa, nanti berbuat apa, nanti..nanti...nanti.... Dan seterusnya.
Maka saya memilih untuk bersyukur dengan setiap hal yang saya terima. Ada pengalaman pahit, ada pengalaman manis, ada sukacita ada juga kekecewaan dan rasa nyeri. Semuanya pernah saya alami, dan itu membentuk saya menjadi seperti ini. Saya hendak bersyukur atas semua yang telah terjadi. Bahwa meskipun saya kerap gagal mengisi waktu dengan baik, bahwa saya kerap gagal mengisi hari dengan menjalani apa yang menjadi kehendak Tuhan, saya masih diberi kesempatan hari ini. Dan bila Tuhan berkehendak, Dia akan memberi saya hari esok. Hari esok yang adalah bukan milik saya, akan saya miliki kalau Tuhan memang menghendaki.
Terimakasih Tuhan atas hari ini. Terimakasih teman-teman yang telah menjadi alat Tuhan untuk mengisi hari-hari ini. Nyatanya setiap waktu adalah baru, tidak ada yang sama. Meski setiap hari saya naik bis 973, jadwal yang sama, rute yang sama, mungkin bis yang sama dan sopir yang sama: nyatanya saya selalu mendapat pengalaman yang berbeda. Bukankah rahmat Tuhan seperti itu, selalu baru dan berbeda setiap waktu. Maka saya tidak akan berkata, tidak memiliki waktu, karena waktu adalah milik Tuhan. Maka saya akan berkata, kalau Tuhan mengijinkan, saya memiliki waktu.
Hong Kong, 26 Februari 2014, 08:45am
Comments
MET PAGI MO
Romo....Terimakasih. Melalui tilisan Romo ini...merupakan tulisan sebagian org yg terlalu sibuk denan aktivitasnya. Hehehehee...saya termasuk org yg sering sibuk dgn aktivitas yg sering kurang waktu. Kalau boleh meminta...beri saya tambahan waktu, pasti saya org pertama yg meminta. :D. Terimakasih, Mo. Menyadarkan org2 yg juga merasa waktu ini milik pribadi. Ternyata waktu ini hanya milik Tuhan. Kita hanya diberi kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam waktu-Nya. Ok..Romo..mencoba mengambil bagian dalam waktu Tuhan sebaik-baiknya. Karena semua juga tidak tahu, apakah besok masih diberi waktu lagi untuk ikut ambil bagian lagi. Terimakasih, Mo. Kapanpun bisa berbagi, saya tidak akan memaksa Romo untuk menulis renungan tiap harinya. Saya hanya mementingkan kepntingan sndri saja. Hanya ingin mengikuti keinginan mmbaca renungan dr Romo tanpa peduli Romo diberi waktu oleh Tuhan atau tidak untuk berbagi renungan. :D. Saya terlalu bergantung dengan renungan dari romo. Karena, setiap selesai baca, selalu ada yg menepuk hati untuk sadar dan sadar lagi...bahwa Tuhan segalanya, bahwa hidup ini haruslah dipasrahkan pada rencana Tuhan... kita tidak ada apa2nya tanpa Kuasa-Nya.
Ok, Mo. Terimakasih. ^_^
Thanks kalian selalu punya waktu untuk mampir di sini