Nyoto dan Ngeblog... 2

Sahabat, pada catatan saya yang pertama, saya sampai pada kisah perayaan Ekaristi di Carmelites. Seperti pernah saya ceritakan dalam catatan 26 Januari 2011, saya sedikit grogi kalau harus berkhotbah dalam baha Inggris. Meski demikian saya siapkan dengan baik. Saya sudah mencoba merenungkan sejak pagi, sehingga pada malam hari, sepulang menyiapkan soto di shelter, saya memiliki 'sesuatu' untuk dibagikan. Seperti yang saya katakan, terjemahan khotbahnya sudah saya unggah dengan judul 'what really matter'.

Malam itu saya sedikit bingung dengan jadwal pagi. Apakah harus langsung ke shelter atau masih pulang dulu ke kost-kostan setelah misa. Akhirnya saya tidak memutuskan apa-apa, melainkan memilih tidur saja. Badan saya rebahkan, selimut saya tarik, mata saya pejamkan, tetapi tidak juga saya tertidur. Maka saya bangkit lagi, dan mengambil tablet untuk ngeblog, membuat catatan. Akhirnya setelah blog selesai saya tulis, mata ngantuk juga.
Pagi haripun tiba. Saya putuskan untuk pulang lagi ke kost seusai misa. Saya tidak mau membawa banyak tas ke susteran, nanti malah ditanya-tanya. Setelah misa, tanpa sarapan saya langsung ke WahFu, ke shelter. Sampai di sana sudah ada beberapa kawan, maka setelah mengemasi bawaan kami naik taksi menuju ke Central.
Sampai di Central belum ada kawan yang datang. Pintu juga masih terkunci. Maka, kami menghubungi pihak pembawa kunci. Karena ternyata beliaunya masih jauh, maka saya mainkan gitar yang ada di sana. Satu lagu selesai saya mainkan, pintu masih tertutup. Lagu kedua saya genjrengkN, beberapa kawan datang mendekat. Jiah kayak saya pandai main gitar, itu hanya usaha mengusir grogi. Grogi knapa, harus nyiapin soto. Hahahahahaha
Akhirny pintu hall terbuka dan kami mulai memasukinya. Dapur segera saya tuju dan kompor segera saya periksa. Semua mantap, dan aksipun dimulai. Beberapa kawan yang mulai datang diberi tugas satu persatu. Ada yang mengiris, ada yang menumbuk, ada yang mengini atau mengitu... Semua sibuk sambil berceloteh. Saya masih memandangindan mengaduk2 kuah soto. Belum menemukan sosok garam di sana. Maka kawan yang masih ada di pasar saya minta tolong membeli garam dan gula. Ternyata setelah mengaduk2 lemari, garam dan gula kami temukan. Maka mulailah menaburkan garam dan gula. Lantas diincip, diincip, dan diincip. Aduh lidah saya kok tidak merasakan jejak asin. Garampun ditambah. Diincip, dan diincip, hmmm lumayan. Saya sodorkan beberapa tetes kuah kepada kawan yang mumpuni soal rasa, ternyata katanya lumayan.
Sebelum menghidangkan, soto kami incip lagi. Aduh! Kurang asin, maka saya taburkan lagi sampai hmmm lumayan. Benar-benar lumayan kalau dimakan begitu saja. Tetapi petaka datang. Kawan-kawan menikmati soto dengan nasi. Aduh, garamnya langsung sirna ditelan nasi. Maka semua berseru, "kurang garammmm...." Hahahahaha saya hanya nyengir dari dapur. 
Untunglah ada rica-rica buatan Mbak Etak yang dahsyat abis. Ada juga ayam kecap olahan siapa saya tidak tahu, katanya olahan Romo John. Wah itu benar-benar menjadi penyelamat. Semua akhirnya puas. 

Ngeblog
Setelah makan, Romo John memutarkan film, semua tekun menikmati sembari tertawa dan menangis. Saya memilih duduk di ruang kantor, melemaskan kaki dan istirahat sejenak. Untung pula ada kawan yang tela memijit pundak dan tangan. Lumayanlah untuk mengurai ketegangan akibat soto yang kurang asin.
Setelah satu film selesai, film kedua menyusul. Saat itu saya menawarkan diri untuk mengajari kawan-kawan membuat blog. Ngeblog, alias menjadi blogger sudah saya tekuni sekitar 7 tahun dengan pasang surutnya. Ada kalanya rajinnnn menulis. Ada kalanya malas minta ampun. Tetapi ngeblog bagi saya ada kepuasan tersendiri. 
Maka saya ingin membagi pengalaman ngeblog dan berbagi lewat media blog. Berbagi yang tidak membuat kita kekurangan. Berbagi yang membuat kita makin kaya. Itu prinsip yang saya pegang. Mgmbagi kisah. Membagi pengalaman. Bahkan juga membagi suka dan duka.
Jika pengalaman positif yang saya bagikan, orang lain bisa belajar dari padanya. Kalau pengalaman pahit yang saya bagikan, ada dua keuntungannya. Pertama orang lain bisa belajar agar tidak mengalaminya. Dan kedua, saya sendiri dibantu untuk menyembuhkan luka akibat pengalaman pahit tersebut.
Pengalaman itulah yang ingin saya bagikan kepada teman-teman BMI, karena mereka memiliki banyak pengalaman dan kesempatan. Hidup sehari-hari bersama majikan, pengalaman bergaul dengan orang dari kebudayaan lain, pasti membekaskan banyak pengalaman menarik untuk dibagikan. Itu yang mendorong saya untuk mengajak teman-teman BMI ngeblog. 
Hal lain yang menguntumgkan dari aktivitas ngeblog adalah terlainnya relasi dengan banyak orang. Ngeblog juga bisa menjadi sarana belajar, karena di sana kita akan mendapat komentar, entah langsung di blog atau saat ada perjumpaan. 
Bagi saya pribadi, berbagi dan belajar adalah dua hal yang luar biasa. Karena tidak memiliki uang untuk dibagikan maka berbagi pengalaman sungguh membahagiakan. Belajar juga hal yang menarik. Lewat media apa saja, termasuk blog. Sudah banyak orang yang berkembang hebat berkat blog. 
Ada juga pemikiran yang salah. Bahwa berbagi itu mengandaikan kita memiliki sesuatu yang sangat banyak. Ngeblog mengandaikan kita adalah penulis yang hebat. Keduanya bisa tidak ada. Kita tidak memiliki sesuatu yang hebat untuk dibagikan dan kita bukanlah penulis yang handal. Keduanya bukanlah penghalang untuk ngeblog. 
Membagikan sesuatu dari kekurangan kiranya sangat luar biasa maknanya. Membagikan perjuangan dalam meretas kekurangan, berjuangan mengalahkan keterpurukan jauh lebih berharga dari pada sekadar berbagi kehebatan. Dan yang pasti, ngeblog adalah sarana belajar menulis. Ada banyakmpenulis handal awalnya juga kesulitan menulis. Hanya karena tekun menuangkan ide di dalam blog, akhirnya mereka berkembang menjadi penulis hebat. Blog sungguh sarana belajar yang hebat. Banyak kawan yang hanya tamatan SMA atau SMP kerap kali dianggap sarjana, karena mampu menulis dengan baik. Bukan karena hebat,  tetapi karena terus belajar.
Maka hari ini ketika cukup banyak kawan yang berminat untuk ikut ngeblog, maka hati ini rasanya giramg sekali. Terlebih saat beberapa kawan mulai menuangkan gagasan hebat mengenai kebudayaan daerahnya. Wow, hebat sekali. Luar biasa kawan-kawan. Terus ngeblog ya... Teruslah berkembang. Akhirnya terimakasih untuk hari ini. Kiranya Tuhan sendiri yang memberkati kalian.

Hong Kong, 3/02/2014



Comments

Popular Posts