Pencobaan

Setiap kali bencana datang, banyak orang atau katakanlah sebagian orang akan cepat berpikir bahwa Tuhan sedang mencobai. Apakah memang Allah gemar mencobai manusia? Apakah Allah suka bermain-main dengan manusia dan alam?
Kelihatannya sangat religius jika sedang tertimpa bencana dan kita berkata, "Tuhan sedang mencobai."  Pemahaman ini salah. Memang kita pernah membaca dalam Kitab Ayub, bagaimana Allah mengijinkan setan mencobai Ayub. Terlepas dari Kitab Ayub yang bukan sebuah buku sejarah, kita pahami bahwa bukan Allah yang mencobai. Namun setanlah yang mencobai.
Kemudian kita masih bisa berkilah, "Tuhan memang tidak mencobai, tetapi Tuhan mengijinkan, Tuhan membiarkan manusia dicobai." Pendapat ini juga hendak menempatkan Allah di sudut yang hatur bertanggungjawab atas segala sesuatu. Bahwa harusnya Tuhan Allah bisa mencegah gunung meletus, bisa mencegah longsor, bisa mencegah banjir, bisa menahan agar lereta tidak bertumbukan, bisa mencegah agar mobil tidak terpelesetbke jurang, dll. Intinya Tuhan Yang Mahakuasa harusnya bisa mengendalikan alam agar tidak membahayakan manusia. 
Yahhh, kalaulah gunung harus meletus, meletusnya jangan kencang-kencang, pelan-pelan saja. Sehingga lahar tidak sampai ke mana-mana, abu tidak sampai ke mana-mana. Kalau ada hujan janganlah deras sekali, cukuplah untuk membasahi bumi, tidak perlu sampai banjir. Kalau ada sopir ngebut ya mbok Tuhan mengingatkan manusia, agar berhati-hati, dst. Jadi Tuhan Allah memegang remote kontrol atas alam semesta dan tentu atas manusia, maka Tuhan Allah harus bertanggungjawab atas segala sesuatunya pula.
Hari ini kita masih akan mendengarkan nasihat Santo Yakobus. Melanjutkan nasihatnya yang kemarin, dia masih berbicara soal pencobaan. Kalau Anda tidak percaya akan kata-kata saya bahwa Tuhan Allah tidak mencobai, minimal percayalah dengan apa yang difirmankan Tuhan Allah melalui Santo Yakobus.

1:12. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
1:13. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
1:14. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
1:15. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
1:16. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
1:17. Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18. Atas kehendakNya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaanNya.

Masih sama seperti kemarin. Renungkanlah nasihat ini sepanjang hari, kunyah-kunyahlah agar meresap dalam hati, agar sari-safinya menguatkan jiwa raga Anda.

Hong Kong, 18 Februari 2014, 07:26

Comments

Unknown said…
AMIN


MET PAGI MO .....

DAN TERIMAKASIH ....ATAS RENUNGANYA
MoRis HK said…
Malam Yus,
Betkah dalem

Popular Posts