The Holiness, Encounter the Cross, day 9
40 Days Lenten Journey
Tiga tahun yang lalu saya tinggal di sebuah
komunitas yang penghuninya adalah para imam dan bruder dari Amerika. Salah satu
dari mereka dulunya bekerja di bidang media, terutama radio. Dia juga mengenal
banyak tokoh media, bahkan kenal dengan bigboss-nya Kompas, juga karena media.
Nah, romo ini suatu malam bertanya dengan
sangat serius. Seandainya. Catat, seandainya! Ada orang yang tiba-tiba menawari
saya makan malam, saya diberi kebebasan untuk memilih jenis makanan, memilih
tempatnya di mana, harga makanannya berapa, terserah. Saya diberi kebebasan
untuk memilih.
Jujur, meskipun ada kata-kata SEANDAINYA di
awal pertanyaan, saya tetap melongo dan tidak bisa memberi jawaban. Karena saya
tidak memiliki bayangan apa-apa soal makanan yang paling enak di Hong Kong,
tempat yang paling asyik yang menyediakan makanan paling enak juga paling
mahal. Saya tidak memiliki bayangan apa-apa, maka saya tidak bisa menjawab.
Hal kedua mengapa saya tidak bisa menjawab
adalah, karena saya tidak membutuhkan makanan yang paling enak untuk dimakan,
juga tidak perlu makanan paling mahal. Karena saya bisa menikmati makanan yang
sederhana, yang murah meriah di pinggir jalan, bahkan manakan yang tidak saya
kenal, saya bisa memakannya. Maka, ketika diminta memilih makanan yang paling
mahal, yang paling enak di Hong Kong, saya tidak bisa menjawab. Bahkan ketika
itu hanya sebuah pengandaian saja.
Hal ini sama halnya dengan dengan kasus kalau
kita diminta “meminta kepada Tuhan”, APAPUN! Apakah yang akan kita minta? Pasti
sesuatu yang sangat kita butuhkan. Apa yang selama ini menjadi kegelisahan
kita. Misalnya, kalau selama ini kita concern dengan masalah kesehatan, maka
kita akan meminta kesehatan. Kalau kita gelisah denga nisi dompet yang selalu mongering,
bisa jadi kita akan meminta uang yang banyak. Dan seterusnya seturut dengan apa
yang menjadi kegelisahan kita sehari-hari.
Tetapi, hal ini sungguh terjadi, TUHAN berkata,
“mintalah maka kamu akan diberi, ketuklah maka pintu akan dibukakan, carilah
maka kamu akan mendapatkannya”, apakah yang akan kamu minta dari TUHAN?
Saya tidak akan meminta uang yang banyak,
karena memang tidak memerlukan uang yang banyak. Yah asal cukup untuk membayar
pulsa dan ongkos naik bis. Karena soal makan dan minum sudah ditanggung oleh
paroki. Kesehatan, saya juga sudah diberi dengan baik. Tinggal say amenjaganya
dengan makan yang cukup dan istirahat yang baik. Dan mungkin perlu olah raga
sedikit.
Satu hal yang sungguh saya minta adalah
PENGAMPUNAN. Ya. Belas kasih-Nya dan pengampunan, karena saya penuh dengan
dosa. Pengampunan ini berkaitan dengan apa yang menjadi keinginan terbesar
dalam hidup, yaitu diperkenankan tinggal bersama dengan-NYA sepanjang hidup. Karena
tinggal bersama-NYA bersifat kekal. Dan pengampunan adalah jalan menuju
persatuan. Ya tentu saja dibutuhkan pertobatan agar mendapatkan pengampunan.
Bagi saya TUHAN itu bukan mesin ATM yang harus
memenuhi segala kebutuhan kita. Tuhan sudah memberikan segala daya dan
kemampuan untuk medapatkan apa yang diperlukan badan. Tuhan memberi otak dan
otot yang mesti dikombinasikan, juga kehendak bebas untuk berkreasi.
Yang dibutuhkan adalah bekerjasama dengan-NYA
mengembangkan segala yang telah TUHAN berikan. Maka seperti yang saya ceritakan
kemarin, PRAYER is LIFE, doa adalah hidup kita sendiri. Doa bukan kegiatan
meminta ini dan itu dari TUHAN. Doa adalah usaha memperintim hubungan dengan
TUHAN. Dan itu dilakukan setiap waktu, selama nafas masih berhembus dari badan.
Maka bukan sesuatu yang muluk-muluk kalau kita
mengejar kesucian di dalam hidup. Jangan mau diperdaya dengan tipuan setan yang
menggoda melalui kawan-kawan kita, “sok suci lu….” Karena memang kesucian harus
dikejar, harus diupayakan. TUHAN sudah memberikan segala jalannya, kita yang mesti
menapakinya setiap hari.
Maka saya ingin memuji TUHAN bersama pemazmur;
Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku,
di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu.
Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus
dan memuji nama-Mu,
oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu;
sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.
Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku,
Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku.
Semua raja di bumi akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN,
sebab mereka mendengar janji dari mulut-Mu;
mereka akan menyanyi tentang jalan-jalan TUHAN,
sebab besar kemuliaan TUHAN.
TUHAN itu tinggi, namun Ia melihat orang yang hina,
dan mengenal orang yang sombong dari jauh.
Jika aku berada dalam kesesakan,
Engkau mempertahankan hidupku;
terhadap amarah musuhku Engkau mengulurkan tangan-Mu,
dan tangan kanan-Mu menyelamatkan aku.
TUHAN akan menyelesaikannya bagiku!
Ya TUHAN, kasih setia-Mu untuk selama-lamanya;
janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu!
(Mazmur 138)
salam,
Hong Kong 9 Maret 2017
Comments